2 Klub Indonesia dengan Rekor Kandang Sempurna

1. Semen Padang

Semen Padang baru saja memperpanjang rekor tak terkalahkan di kandang usai mengalahkan Bali United dengan skor telak 3-0 di Stadion H. Agus Salim. Kemenangan ini membuat anak asuh Nil Maizar melesat ke peringkat keenam dengan koleksi 31 poin.

Performa menawan Semen Padang dimulai ketika mereka sukes menekuk PSM Makassar dengan skor akhir 2-1 pada pekan pertama. Setelah itu mereka terus berhasil meraih kemenangan, bahkan melawan tim-tim besar semacam Persipura yang dikalahkan 2-0 dan Sriwijaya FC dengan skor akhir 2-1.

Namun, kemenangan paling mengesankan Semen Padang terjadi ketika mereka memecundangi juara Indonesia Super League 2014, Persib Bandung dengan empat gol tanpa balas. Pada laga ini Marcel Silva Sacramento menjadi pahlawan lewat dua gol ke gawang Made Wirawan.

Jika dirinci, Semen Padang tercatat telah mengumpulkan total 28 poin di kandang, dengan rincian sembilan menang dan satu seri dalam 10 partai. Satu-satunya hasil imbang didapat ketika bermain imbang tanpa gol melawan Persija Jakarta.

2. Perseru Serui

Posisi Perseru di tangga klasemen bisa dibilang tidak terlalu baik. Pasalnya, klub berjulukan Cendrawasih Jingga itu berada di peringkat ke-12 dengan koleksi 26 poin.

Kendati demikian, Perseru masih memiliki prestasi yang menawan setelah menjadi salah satu tim yang belum terkalahkan jika bermain di kandang, Stadion Marora. Tim paling timur di Indonesia ini sukses meraih total 21 poin dari sembilan laga kandang.

Rinciannya, Perseru meraih enam menang dan tiga seri. Perseru bahkan sempat mengalahkan Persib Bandung (1-0), Semen Padang (2-0) dan bermain imbang tanpa gol melawan pemuncak klasemen, Madura United.

Jika dilihat, superiornya Perseru di kandang tak terlepas dari letak geografis Stadion Marora. Pasalnya, tim tamu yang akan bertandang ke Marora diharuskan melakukan perjalanan yang sangat jauh.

Salah satu contohnya adalah Semen Padang yang harus menempuh jarak mencapai 6.700 kilometer. Jauh dan lamanya perjalanan membuat kondisi fisik setiap pemain terkuras. Biasanya hal ini berpengaruh pada performa tiap pemain saat bertanding yang membuat tidak maksimal.

(Yosef Deny Pamungkas)