Sukses

Debat Seru Calon Ketua Umum PSSI

Setiap kandidat juga menjabarkan visi dan misinya selama tiga menit

Liputan6.com, Jakarta - Enam dari sembilan Calon Ketua Umum PSSI melakukan debat, Selasa (4/10/2016), jelang Kongres Luar Biasa (KLB) pada 17 Oktober mendatang. Keenam Ceketum itu juga memaparkan visi dan misi mereka.

Keenam Caketum itu adalah Djohar Arifin Husin, Sarman El Hakim, Tony Apriliani, Moeldoko, Edddy Rumpoko dan Kurniawan Dwi Yulianto. 

Acara debat dipandu oleh Rendra Sujono. Panitia juga mendatangkan tiga panelis yakni Sumohadi Marsis, Anton Sanjoyo dan Fritz Simanjuntak.  

Dalam acara yang digelar di SCTV Tower itu, setiap kandidat diminta untuk menjabarkan visi dan misinya selama tiga menit. Kemudian setiap panelis memberikan satu pertanyaan kepada kandidat.

Dalam acara itu, hadir juga dalam kegiatan ini ketua Komite Pemilihan Agum Gumelar dan Sekjen PSSI Azwan Karim.

Tiga kandidat yang absen adalah Letnan Jenderal TNI Edy Rahmayadi, Erwin Aksa dan Bernhard Limbong. Ketiganya tak hadir dengan alasan berbeda.

"Pak Edy memberitahukan kalau bentrok dengan jadwal kampanye yang sudah dijadwalkan lebih dulu. Untuk Pak Limbong dan Erwin Aksa sedang ada kegiatan di luar negeri," ujar Decky Jasri, ketua panitia. 

2 dari 4 halaman

Djohar dan Eddy Rumpoko

Djohar dan Eddy Rumpoko

Djohar menjadi Caketum pertama yang memaparkan visi dan misinya. Djohar mengaku ingin memperbaiki organisasi secara internal dan juga produktivitas dalam keuangan.

Selain itu Djohar mengatakan, membangun sepak bola usia dini dan meningkatkan kualitas SDM pemain, pelatih, dan wasit, menjadi kunci pengembangan sepak bola. Eks Ketua Umum PSSI ini mengatakan, beberapa program pernah dilakukannya saat masih menjabat

Sementara itu Eddy Rumpoko justru menitikberatkan agar PSSI bisa mengembalikan kepercayaan dari masyarakat. Ia ingin membangun sepak bola yang sehat dan disiplin.

Menariknya, Eddy juga ingin membangun sepak bola Indonesia dari Timur. Ia tidak mau sepak bola Tanah Air hanya berkembang dari Pulau Jawa atau Jakarta saja.

3 dari 4 halaman

Moeldoko dan Tony Apriliani

Moeldoko dan Tony Apriliani

Calon Ketum lain, Moeldoko mengusung program yang cukup menarik, yaitu panca prestasi untuk PSSI dan sepak bola Indonesia. Panca prestasi yang dimaksud adalah membangun kompetisi yang terstruktur, menyiapkan SDM, pembenahan wasit, logistik yang mandiri, dan infrastruktur yang memadai.

"Kompetisi di Indonesia belum menyentuh usia dini. Ini harus dibenahi. Selain itu, kompetisi juga harus bisa membawa Indonesia sukses berprestasi, paling tidak di Asia," kata Moeldoko.

"Menyiapkan SDM sebaik-baiknya. Pertama-tama tentu pemain dulu dan usia dini dijadikan backbone untuk membangun sumber daya manusia yang baik untuk sepak bola Indonesia," Moeldoko menambahkan.

Kandidat lain Tony Apriliani menekankan pentingnya meneruskan program-program positif dari para ketua umum yang pernah memimpin PSSI.

"Contohnya saat PSSI dipimpin oleh Agum Gumelar. Indonesia pernah tembus ranking di bawah 100. Ini tak pernah terjadi setelah kepimpinan Agum. Jadi ada pentingnya meneruskan program yang sudah baik, tidak serta merta membongkar saja," kata Toni.

4 dari 4 halaman

Kurniawan dan Sarman

Kurniawan dan Sarman

Sementara itu Kurniawan menegaskan dirinya ingin menciptakan sepak bola tanpa rekayasa. "Jujur saya memberanikan diri maju karena kegelisahan sebagai mantan pemain yang mengerti masalah sepak bola. Visi dan misi saya adalah menciptakan sepak bola tanpa rekayasa," kata Kurniawan.

Pemain berjuluk 'Si Kurus' itu menjelaskan, banyak masalah yang terjadi di Indonesia. Salah satunya adalah pembinaan usia dini. "Semua bicara pembinaan usia dini, tapi kenyataannya yang terjadi adalah pencurian umur."

"Saya ingin memperbaiki hal-hal seperti itu. Saya juga ingin menerapkan good governance seperti manajemen harus transparan, perlindungan terhadap pemain dan wasit, percepatan lisensi kepelatihan," tambah Kurniawan.

Selain Kurniawan, masih ada calon Ketum lain Sarman El Hakim. Sarman mengatakan, dirinya sudah berkeliling dunia dan melihat bagaimana negara-negara bisa bangkit dengan sepak bola.

"Contohnya Cile. Sepak bola di sana membangkitkan negara mereka. Mereka bisa sampai juara Copa Amerika," kata Sarman.

"Moto saya adalah sepak bola untuk merdeka. Saya ingin merevolusi sepak bola Indonesia, revolusi PSSI, revolusi sistem keuangan, keorganisasian dan kepelatihan wasit," kata Sarman.