Sukses

Boaz Solossa, Kapten Timnas yang Kembali Buas

Boaz Solossa mutiara timnas Indonesia di pentas Piala AFF 2016 nanti.

Liputan6.com, Jakarta - Nama Boaz Solossa mungkin sudah tak asing di telinga pecinta sepak bola Indonesia. Ya, sosok yang kini jadi pemimpin di Skuat Garuda seakan mulai bangkit bersama timnas Indonesia. Akhir-akhir ini, aksinya di lapangan mengenakan lambang garuda di dada seakan membuka harapan bagi masyarakat Indonesia.

Saat ini, pemain yang pernah mencicipi klub Timor Leste, Carsae FC itu menjadi pemain paling berpengalaman di dalam skuat timnas. Total pemain berusia 30 tahun tersebut mengoleksi 35 caps dan mencetak 10 gol.

Karier Bochi sendiri bersama timnas sudah dimulai pada tahun 2004. Dia seakan menjadi bocah ajaib yang lahir di Asia Tenggara, Indonesia menjadi negara yang beruntung punya seorang Boaz.

Betapa tidak, masih berusia 18 tahun, Boaz langsung menggila pada Piala AFF 2004 yang kala itu digelar di Vietnam. Dia berhasil mencetak tiga gol untuk Skuat Garuda kala itu.

Penyerang Persipura, Boaz Salossa saat laga melawan PS TNI di lanjutan Torabika Soccer Championship presented by IM3 Ooredoo di Stadion Pakansari Kab Bogor, Minggu (19/6). Persipura unggul 3-1. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Seiring berjalannya waktu, dari generasi berganti generasi, Bochi nyatanya masih membela Skuat Merah Putih. Berbagai asam-manis pernah dia rasakan, mulai dari cedera, sampai patah kaki.

Dia bahkan harus absen setahun penuh untuk memulihkan patah kakinya itu. Namun, perjuangan Boaz untuk pulih sangat keras sehingga bisa kembali tampil normal di lapangan sepak bola.

Boaz Solossa menyandang ban kapten Merah Putih pada 2103. Dia menggantikan kapten sebelumnya yang dipegang oleh Bambang Pamungkas. Pemain kelahiran Sorong ini disebut-sebut sebagai salah satu kapten yang pantas disegani.

Dia seakan bisa mencairkan ruang ganti Skuat Garuda. Sebab, dahulu memang sempat beredar kabar kalau dalam skuat timnas ada kubu-kubuan yang terbentuk.

Penyerang Persipura, Boaz Salossa (kanan atas) melakukan tendangan saat melawan PS TNI di lanjutan Torabika Soccer Championship presented by IM3 Ooredoo di Stadion Pakansari Kab Bogor, Minggu (19/6). Persipura unggul 3-1. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Mulai Bangkit

Bochi memang melewati beberapa fase bersama timnas Indonesia. Sempat menjadi bagian skuat Timnas Indonesia asuhan Benny Dollo di Piala AFF 2008, Boaz yang sedang berada di level permainan terbaik bersama klubnya tak terangkut dalam skuat Piala AFF 2010.

Pelatih timnas saat itu, Alfred Riedl, menilai sang pemain indisipliner dengan mengulur-ulur waktu bergabung saat masa pelatnas. Alhasil, dia bersama beberapa pemain Papua lain, seperti Ian Louis Kabes didepak.

Uniknya Alfred memanggilnya kembali pada Piala AFF 2014. Sayang Boaz gagal unjuk ketajaman di turnamen elite level Asia Tenggara. Indonesia tersingkir di fase penyisihan.

Bahkan, Boaz tak sama sekali mencetak gol untuk Indonesia di Piala AFF 2014 lalu. Banyak yang menilai, Boaz sudah habis dan tak lagi buas.

Maka itu, banyak memang yang menyangsikan kala Boaz kembali dipanggil pada 2016 ini. Bukan tanpa alasan, selain ingin regenerasi skuat, gol terakhirnya untuk Indonesia diciptakan pada 15 Oktober 2013 silam kala seri lawan Tiongkok.

Boaz Salossa (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Kendati demikian, Boaz sukses buktikan anggapan miring tersebut. Dua gol yang diciptakan Boaz untuk timnas ke gawang Malaysia, 6 September 2016 lalu jadi buktinya. Aksinya tersebut sukses membungkam para pengkritik.

Kala melawan Vietnam, Boaz memang tak berhasil cetak gol. Tapi, setidaknya ada enam peluang yang diciptakan oleh pemain Persipura Jayapura tersebut, salah satunya menit ke-25 yang membuat Le Van Thanh mendapat kartu kuning karena harus melanggarnya.

Sekarang, kesuksesan Indonesia di Piala AFF 2016 bisa dibilang ada di tangan Boaz. Kepemimpinan Bochi kepada para pemain muda akan jadi penentu perjalanan Skuat Garuda pada event bergengsi di Asia Tenggara tersebut.

Aski Boaz Saossa saat melawan Suriah (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

I. Eka Setiawan