Liputan6.com, Jayapura - Salah satu calon Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi, mengaku mendapatkan dukungan dari Presiden RI Joko Widodo. Dia juga menyatakan, statusnya sebagai tentara aktif tidak dilarang menjadi Ketua Umum PSSI.
Edy, yang juga menjabat sebagai Pangkostrad ini masuk dalam bursa pemilihan Ketuam Umum PSSI yang dijadwalkan digelar 17 Oktober 2016. Polemik masuknya TNI ke dalam PSSI sempat menjadi sorotan, namun dia menegaskan, statuta tidak mengatur pekerjaan calon ketua umum.
Baca Juga
"Kebetulan saya maju dri TNI. Tetapi keikutsertaan saya ini juga mendapatkan dukungan dan kelompok 85, bahkan dari Panglima TNI. Persoalannya saat ini bukan sipil dan militer, tetapi saya warga negara Indonesia," jelas Edy kepada wartawan dalam kunjungannya ke Jayapura, Selasa (11/10/2016).
Edy memaparkan bagaimana dia berniat memperbaiki pembinaan sepak bola di Indonesia. Jika terpilih, Edy ingin pembinaan dari usia dini dan berkelanjutan hingga jenjang senior.
"Kepengurusan PSSI sebelumnya juga sudah melakukan hal ini, tetapi kurang maksimal. Misalnya kita membutuhkan pemain, tetapi kita kesulitan mencari pemain terbaik itu," katanya.
Sementara untuk masalah wasit nakal, Edy akan melakukan pembenahan. Salah satu pembenahannya yakni melakukan kerjasama dengan sekolah olahraga yang akan dididik menjadi wasit profesional.
"Kita akan membuat MoU dengan Menteri Pendidikan, untuk mendidik calon wasit andalan di Indonesia, lewat sekolah olahraga yang tersebar di Indonesia. Bicara wasit adalah bicara hati nurani dan tidak hanya bicara keahlian. Wasit di Indonesia belum tertata baik," ujar Edy.
Advertisement