Liputan6.com, Motegi - Meski berstatus sebagai pembalap Movistar Yamaha, hubungan Jorge Lorenzo dengan para petinggi timnya kini malah memanas. Semua berawal dari permintaan Ducati kepada Yamaha untuk mengizinkan Lorenzo menjalani tes bersama mereka.
Lorenzo memang mendapatkan ajakan dari Ducati untuk menjajal motor Ducati Desmosedici usai MotoGP 2016 berakhir, tepatnya pada 23-24 November 2016 di Sirkuit Jerez. Namun, permintaan itu tak mendapat persetujuan dari Yamaha.
Baca Juga
Yamaha beralasan bahwa kontrak Lorenzo bersama mereka masih berlaku hingga 31 Desember 2016. Menanggapi hal tersebut, Lorenzo mengaku bisa pasrah. Namun, ia juga menyayangkan sikap Yamaha mengenai hal itu.
"Karena, dengan kontrak, tak ada pembalap Yamaha yang bisa otomatis melakoni tes di tim lain, melakukan apa pun untuk tim lain, ketika mereka berada di bawah kontrak bersama Yamaha. Kontrak berlaku hingga 31 Desember dan itu berlaku untuk Jorge," kata Lin Jarvis, bos Yamaha, sebagaimana dikutip Motorsport.
"Bagi kami, untuk Yamaha, kami menghabiskan banyak uang untuk kontrak pembalap. Dan, kami ingin mendapatkan laba atas investasi kami. Tentu saja, Anda tak pernah tahu apa hasil yang akan terjadi di musim depan," tambahnya.
Sejatinya, keputusan yang diambil Yamaha soal larangan Lorenzo terbilang masuk akal. Mereka tentu tak ingin Lorenzo, yang akan membalap untuk Ducati di MotoGP 2017, beradaptasi dengan cepat motor tim barunya.
 "Ini bukan soal Yamaha dan jaringan global kami, tapi juga mengenai sponsor kami dan semua mitra kami. Mereka sudah mendaftar untuk mendukung tim kami dan pembalap kami untuk mendapatkan manfaat dari kerjasama itu," jelas Jarvis.
Advertisement