Liputan6.com, Jakarta Keputusan Joseph Perfection Bouasse Ombiogno meninggalkan Kamerun, sempat membuatnya jadi gelandangan di Italia. Namun Dewi Fortuna ternyata masih memihak kepadanya. Berkat bakat sepak bola yang dimiliki, Bouasse justru mendapat kesempatan bergabung dengan tim elite Serie A, AS Roma.
Kisah Bouasse berawal saat dia meninggalkan Kamerun dua tahun lalu. Bouasse masih berumur 16 tahun saat meninggalkan keluarganya dengan harapan mendapat kehidupan yang lebih baik di Eropa.
Advertisement
Baca Juga
Bersama bocah-bocah lain seusianya, Bouasse tiba di pantai Italia. Hatinya terhibur saat seorang pria mengiming-iminginya karier di sepak bola profesional. Dia tidak sadar, itu hanyalah janji palsu. Saat tiba di Stasiun Termini Roma, Bouasse justru ditinggalkan seorang diri. Tanpa sanak saudara, dia terlantar di sana.Â
Bouasse lalu meminta perlindungan kepada pusat pengungsian di sana. Selanjutnya Bouasse bergabung dengan tim sepak bola pengungsi, Liberi Nantes dan mulai menemukan kembali semangat hidupnya. Tidak hanya itu, tim ini ternyata menjadi batu loncatan bagi Bouasse dalam mengejar mimpi-mimpinya.
Kebetulan, Roma Xls bersama legenda-legenda Serigala Roma rutin menggelar uji coba dengan tim Liberi Nantes. Lambat laun, mereka segera sadar dengan talenta yang dimiliki Bouasse. Pada bulan Juli 2015, Bouasse pun diboyong ke tempat latihan Trigoria dan mulai berlatih dengan tim muda Serigala Roma.
Bermain sebagai gelandang, Bouasse punya fisik yang kuat dan sentuhan bola yang bagus Bahkan tidak sedikit yang menganggapnya mampu menjadi pengganti striker veteran AS Roma, Fransesco Totti.
Saat tepat berusia 18 tahun, 1 September lalu, untuk kali pertama Bouasse akhirnya menandatangani kontrak permanen AS Roma. Dalam beberapa bulan terakhir, dia telah diundang oleh manajer Luciano Spalletti untuk berlatih di tim utama Roma dan mendapat bimbingan langsung dari Danielle De Rossi.
Setelah semua berkas rampung, dia akhirnya melakoni debutnya bersama tim U-19 Sabtu lalu dan membawa tim Roma menang 2-0 di Crotone. Dalam duel ini, Bouasse benar-benar menunjukkan kekuatan fisik dan kemampuannya menggiring bola. Permainannya pun terus dipantau oleh sang manajer, Spalletti.
Â