Liputan6.com, Jakarta - Hari masih gelap pukul 05.00 WIB tapi sudah ada 16 ribu orang yang berkumpul di Monas, Jakarta, Minggu (23/10/2016). Ribuan orang tersebut adalah peserta Jakarta Marathon 2016.
Ribuan peserta tersebut berasal dari beragam latar belakang. Ada masyarakat umum, pelari profesional, hingga pelari mancanegara. Meskipun diguyur hujan, para pelari ternyata tetap antusias melahap trek yang telah ditentukan panitia.
Agus Prayogo misalnya, peraih medali emas Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016 ini mengaku tak begitu merisaukan hujan yang turun. Meskipun, hujan yang turun membuat genangan air dan jalan menjadi licin.
Baca Juga
"Waktu kilometer 6 atau 7, langit sudah mendung dan akhirnya turun hujan. Saya ikut alur saja. Yang penting amanin juara Jakarta Marathon," ujar Agus ditemui di sela-sela acara.
Keputusan Agus itu terbukti tepat, Agus keluar sebagai juara di kategori Open Marathon Indonesia dengan catatan waktu 2 jam 41 menit 12 detik.
Advertisement
Hal serupa diungkapkan Rini Budiarti. Pelari nasional itu mengungkapkan, hujan yang turun membuat udara menjadi lebih sejuk. "Gak apa-apa. Malah enak kalau hujan jadi adem," ujar Rini, yang keluar sebagai juara di kategori 10k putri.
Dibanding hujan, Rini justru merasa lebih terganggu dengan tidak sterilnya sebagian jalan yang menjadi lintasan lomba. "Tiba-tiba ada sedan nyelonong. Pas saya mau lari melewati itu, ada truk ikut maju," ujar Rini usai perlombaan.
Lain Agus dan Rini, lain pula juara Marathon Terbuka, Kennedy Kiproo Lilian, ia mengatakan hujan justru sangat mengganggu jalannya lomba. "Hujan jadi masalah karena jalannya jadi licin," ujar pelari asal Kenya tersebut.
Yang Pertama dan Dominasi Afrika
CEO Jakarta Marathon, Sapta Nirwandar mengaku ini adalah kali pertama hujan mengguyur jalannya Jakarta Marathon. "Sebelumnya tidak pernah," kata Sapta.
Pantauan Liputan6.com, hujan memang turun sejak pukul 07.00 WIB. Setelah sempat berhenti, hujan mengguyur kembali di saat penyerahan hadiah pada para pemenang di pukul 09.00 WIB.
Di sisi lain, para pelari asal Afrika semakin menancapkan dominasinya di kategori Marathon Open di Jakarta Marathon. Di dua gelaran sebelumnya, para pelari Afrika selalu berjaya di kategori tersebut.
Tidak heran, hal ini membuat para pelari Afrika seolah kecanduan ikut Jakarta Marathon 2016. Pasalnya, mereka seolah tanpa pesaing di ajang ini.
Kennedy misalnya, ia mengaku ingin ikut kembali dalam Jakarta Marathon 2017. "Usai ini mungkin saya akan ikut Singapore Marathon setelah itu saya ikut lagi Jakarta Marathon tahun depan," kata Kennedy mengakhiri.
Advertisement