Liputan6.com, Jakarta - Timnas Indonesia tengah bergegas menyiapkan tim untuk menyambut Piala AFF 2016. Namun, dalam daftar yang dipanggil kurun 2 bulan terakhir, hanya seorang Stefano Lilipaly, pemain naturalisasi yang dicoba Alfred Riedl. Sisanya, tak memikat hati sang juru taktik.
Pelatih asal Austria ini memang sebelumnya berkomitmen untuk menggunakan pemain muda menatap ajang bergengsi sepak bola ASEAN itu. Hal ini terlihat dari muka-muka baruyang dipanggil.
Baca Juga
Akan tetapi, sebenarnya tak ada salahnya memanggil pemain naturalisasi. Instan, bisa dibilang begitu. Sebab, para pemain naturalisasi ini sebenarnya punya skill lumayan bagus.
Kendati begitu, Riedl tampaknya memilih berjudi dengan pemain muda. Meski begitu, keputusan itu bisa dibilang tepat karena mengandalkan pemain-pemain lokal bisa menambah jam terbang internasional mereka.
Untuk itu, Liputan6.com, mencoba merangkum lima pemain naturalisasi yang tak dilirik oleh Riedl, meski punya permainan yang lumayan apik. Berikut daftarnya:
Advertisement
Raphael Maitimo
Raphael Maitimo
Maitimo sebenarnya bisa menjadi jawaban atas bingungnya Riedl mencari gelandang jangkar. Sebab, dalam dua laga terakhir, yakni lawan Malaysia dan Vietnam, Riedl acap mengganti gelandang jangkarnya.
Bahkan, Dedi Kusnandar sempat dijadikan gelandang bertahan oleh Riedl kala melawan Vietnam. Maitimo sebenarnya bisa jadi jawaban, andai diandalkan.
Sebab, bersama Arema Cronus musim ini, dia lumayan mencelat. Pemain kelahiran 17 Maret 1984 tersebut sukses mencetak satu gol dan empat assists untuk Singo Edan. Tekelnya juga cukup akurat, yakni mencapai 69%.
Jika dipanggil, dia bisa saja menjadikan lini tenah Indonesia lebih garang dengan berduet bersama Evan Dimas. Kala Evan maju, Maitimo kuat dalam menjaga kedalaman.
Advertisement
Greg Nwokolo
Greg Nwokolo
Greg Nwokolo belakangan bersinar semenjak gabung bersama Persija Jakarta. Masuk putaran kedua, dia memberi dampak yang positif.
Dalam enam pertandingan, tiga gol sudah ditorehkannya. Pergerakannya di sisi kiri membuat lini serang Macan kemayoran berubah drastis dan lebih hidup.
Hal ini sebenarnya bisa dimanfaatkan oleh Riedl. Pasalnya, dalam dua laga uji coba, Riedl sendiri seperti mencari pemain yang bisa jadi pembeda alias punya kecepatan.
Irsyad Maulana dan Rizky Pora tampaknya belum mengilap di sisi kiri. Namun memang, Greg tampak terkendala fisik setelah pada putaran pertama lalu menganggur usai cabut dari BEC Tero Sasana.
Victor Igbonefo
Victor Igbonefo
Victor sebenarnya punya pengalaman internasional yang apik. Sebab, dalam dua tahun terakhir memperkuat tim Thailand, yakni Osotspa Samut Prakan dan Siam Navy.
Padahal, semenjak berpaspor Indonesia Igbonefo acap mengiasi lini belakang. Ini terlihat setelah dia memperkuat timnas dalam 10 pertandingan sejak 2013 lalu.
Bek naturalisasi asal Nigeria ini juga bisa jadi pendamping pas bagi pemain muda seperti Yanto Basna. Namun, usianya kini sudah tak muda lagi, yakni 31 tahun.
Advertisement
Cristian Gonzales
Cristian Gonzales
Tak dipanggilnya Gonzales mungkin cukup beralasan. Sebab umurnya sudah tak muda lagi alias menginjak kepala empat. Namun, Gonzales nyatanya cukup bersinar.
Saat ini Indonesia sendiri dipenuhi oleh striker yang lebih bertipikal versatile alias bukan penyerang murni. Boaz Solossa, Irfan Bachdim, dan Ferdinand Sinaga sebenarnya lebih bermain di belakang striker. Mungkin hanya Lerby Eliandry yang bertipikal Goal getter.
Gonzales bisa saja dipaggil oleh Riedl sebagai kartu as. Hal ini melihat performa apiknya bersama Singo Edan. Kini dia bersama Boaz jadi pemain Indonesia paling produktif dengan torehan 11 gol. Tentu ini bisa jadi pertimbangan Riedl.
Bio Paulin
Bio Paulin
Bio Paulin sebenarnya terkenal ketangguhannya bersama Persipura Jayapura di lini belakang. Namun setelah naturalisasi pada 2016 ini, dia gagal tembus skuat utama Indonesia.
Bersama Persipura musim ini, Bio juga lumayan mengilap. Tekel suksesnya cukup tinggi, yakni 67 persen. Dengan postur kekar dan kekar, Bio memang memiliki ciri khas bek-bek asal Afrika.
Seperti Igbonefo, Bio juga bisa jadi pendamping pas bagi pemain muda seperti Yanto Basna. Apalagi bila dia bisa berduet dengan Igbonefo seperti kala di Persipura.
(Penulis: I. Eka Setiawan)
Advertisement