Sukses

Sepak Bola Berduka, Perancang Trofi Piala Dunia Tutup Usia

Silvio Gazzaniga juga merancang sejumlah trofi turnamen-turnamen sepak bola bergengsi lainnya.

Liputan6.com, Jakarta Perancang trofi Piala Dunia, Silvio Gazzaniga, meninggal dunia, Senin (31/10/2016). Pematung asal Italia itu menghembuskan nafas terakhir di kampung halamannya, Milan pada usia 95 tahun. Menurut anaknya, Gazzaniga meninggal saat tertidur pulas.

Kepergian Gazzaniga tidak hanya menyisakan duka yang mendalam bagi keluarga. Menurut Presiden FIFA, Gianni Infantino, dunia sepak bola juga merasa kehilangan sosok yang telah berjasa dalam membuat gelaran Piala Dunia semakin melegenda.

"Sebuah kehilangan besar atas meninggalnya Silvio Gazzaniga. Dia adalah perancang trofi yang menjadi penghargaan terindah yang pernah terlintas di pikiran FIFA selama ini," kata Infantino seperti dilansir Soccerway.com. 

"Trofi Piala Dunia adalah benda keramat bagi para pemain dan pecinta sepak bola dunia. Kami sangat berterima kasih dan saya ingin menyampaikan rasa duka cita kami yang mendalam kepada keluarga," ujar pengganti Sepp Blatter tersebut.

Semasa hidupnya, Gazzaniga dikenal sebagai salah satu pematung ternama di Italia. Selama beberapa dekade, Gazzaniga telah merancang sejumlah trofi sepak bola, termasuk UEFA CUP (Liga Eropa) dan UEFA Super Cup (Piala Super Eropa). Namun yang paling legendaris tentu saja trofi Piala Dunia yang dibuat menggantikan piala Jules Rimet yang jatuh ke tangan Brasil.

Perancang trofi Piala Dunia, Silvio Gazzaniga (istimewa)

Negeri Samba berhak memiliki trofi tersebut setelah merebut gelar juara dunia tiga kali beruntun. Sayang, pada tahun 1983, trofi 'keramat' tersebut dicuri--untuk kedua kalinya- dan tidak pernah ditemukan secara utuh hingga saat ini.  

Gazzaniga pernah mengatakan, trofi yang paling diburu para pesepak bola tersebut terbuat dari emas 18 karat dengan berat mencapai 6 kg. Tingginya mencapai 36.5 cm dengan diameter bagian dasar sebesar 13 cm.

Gazzaniga semasa hidupnya juga pernah berkata, bahwa trofi rancangannya punya makna filosofi mendalam. Desain-nya menggambarkan jangkauan yang lebih luas dan kegembiraan terpancar bagi para pemenang turnamen emat tahunan itu.

"Garis melesat keluar dari dasar, meningkat dalam spiral, merentangkan untuk menerima dunia. Dari ketegangan dinamis yang luar biasa dari tubuh patung atlet yang kompak dalam semangat kemenenangan," kata Gazzaniga semasa hidup.

"Karya seni mirip seorang anak yang juga dibentuk. Dan saya tidak hanya berbicara mengenai Piala Dunia: hal yang sama juga berlaku bagi apapun yang saya lakukan sebelumnya," ujar pria kelahiran Milan 23 Januari 1921 tersebut.

Video Terkini