Liputan6.com, Jakarta Loyalitas memang menjadi hal yang sangat penting dalam sebuah profesi, termasuk bagi pesepak bola. Bahkan, terkadang loyalitas bisa mengalahkan segalanya. Pemain yang loyal hampir pasti mendapatkan banyak dukungan dari fansnya.
Sayang, tidak semua pemain yang memiliki tingkat loyalitas tinggi bisa meraih kesuksesan bersama klubnya. Saat memiliki kesempatan untuk memperkuat tim yang lebih besar, mereka justru menolaknya.
Advertisement
Baca Juga
Tak heran jika banyak pemain hebat yang tak memiliki perjalanan karier setimpal dengan kemampuannya. Seperti dikutip How They Play, berikut lima pemain yang bakatnya terbuang sia-sia akibat mementingkan loyalitas.
1. Cafu
1. Cafu
Banyak orang yang sepakat menyebut Cafu sebagai bek kanan terbaik di dunia. Namanya melambung berkat prestasinya bersama timnas Brasil. Ia ikut membantu Brasil memenangkan dua trofi Piala Dunia dan dua Copa America.
Sayang, perjalanan kariernya di level klub tak seindah yang seharusnya. Setelah memutuskan berkarier di Eropa, Cafu menghabiskan 11 musim untuk berkiprah di Italia. Dua tim yang dibelanya adalah AS Roma dan AC Milan.
Sayang, 11 musim perjalanan Cafu tak dihiasi dengan banyaknya jumlah trofi bergengsi. Total, ia hanya meraih dua gelar Liga Italia, dua Piala Super Italia, satu Liga Champions, dua Piala Super Eropa, dan satu Piala Dunia Antarklub.
Padahal, pria kelahiran 7 Juni 1970 itu sempat memiliki peluang untuk memperkuat tim-tim seperti Real Madrid dan Bayern Muenchen. Jika ia menerima tawaran itu, Cafu tentu akan lebih banyak lagi meraih gelar prestisius.
Advertisement
2. Alan Shearer
2. Alan Shearer
Tak akan ada yang membantah jika menyebut Alan Shearer sebagai salah satu pemain terbaik Inggris yang pernah ada. Dari 63 laga bersama Timnas Inggris, Shearer sukses menceploskan 30 gol.
Namun, ada satu hal yang sangat disayangkan dari seorang Shearer. Ia tak pernah memperkuat tim papan atas Liga Inggris. Hanya tiga klub yang pernah dibelanya, yakni Southampton, Blackburn Rovers, dan Newcastle United.
Dari total 734 laga bersama tiga klub tersebut, Shearer sukses mencetak 379 gol. Sialnya, jumlah gol Shearer tak sebanding dengan jumlah trofi yang didapatnya. Hanya gelar Liga Inggris 1994/1995 bersama Blackburn yang bisa dibanggakannya.
Padahal, di musim panas 1996 Shearer sempat menerima tawaran dari Manchester United. Anehnya, ia malah memilih untuk bergabung dengan Newcastle.
3. Steven Gerrard
3. Steven Gerrard
Liverpool adalah segalanya bagi Gerrard. Liverpool adalah tempat ia mengasah dan mengembangkan bakatnya sebagai pesepak bola. Berbagai momen sudah dilewati Gerrard bersama Liverpool.
Sayang, selama Gerrard bermain, prestasi Liverpool justru sedang terpuruk. Menjadi pemain inti Liverpool sejak 1998-2015, memainkan 710 laga, mencetak 186 gol, dan menciptakan 100 assist, Gerrard justru hanya bisa menikmati sembilan gelar.
Ironisnya, tak satu pun dari sembilan gelar itu trofi Liga Inggris. Catatan itu jelas tak setimpal dengan kesetiaan dan kontribusi yang sudah diberikan Gerrard bagi Liverpool. Mungkin hal itu pula yang mendasari kepindahan Gerrard ke LA Galaxy di musim panas 2015.
Selama memperkuat Liverpool, ada banyak klub yang sempat melayangkan tawaran. Bahkan, ia dianggap telah melakukan kesalahan besar ketika menolak tawaran dari tim sekaliber Barcelona.
Advertisement
4. Landon Donovan
4. Landon Donovan
Memulai karier di level senior bersama Bayer Leverkusen, Donovan justru tak pernah menerima ajakan bermain di tim-tim besar. Ia justru lebih memilih menghabiskan sebagian besar kariernya di kampung halamannya, AS.
Usai menjadi pemain yang tak dianggap di Leverkusen pada 1999-2005, Donovan memutuskan berseragam LA Galaxy sejak 2015. Akibatnya, Donovan tak pernah sempat menikmati indahnya gelar di liga-liga Eropa.
Ia memang sempat menjalani status pinjaman di klub-klub Eropa seperti Bayern Muenchen dan Everton. Namun, hal itu hanya ia lakukan saat kompetisi MLS sedang libur.
5. Francesco Totti
5. Francesco Totti
Jika bicara mengenai loyalitas, Totti layak dijadikan sebagai contoh. Ya, Roma adalah satu-satunya klub yang dibela Totti hingga saat ini. Pemain berusia 40 tahun sudah berseragam Roma sejak 1992.
Meski sudah terbilang uzur, ia adalah pemain yang tak pernah absen mencetak gol sejak musim 1994/1995. Total, sudah 306 gol yang dilesakkan Totti dari 767 pertandingan. Namanya pun tercatat sebagai top scorer Liga Italia sepanjang masa.
Namun, banyak pihak yang menyayangkan kesetiaan Totti kepada Roma. Pasalnya, hingga kini Totti baru menikmati satu gelar Liga Italia, dua Coppa Italia, dan dua Piala Super Italia.
Mengenai tawaran, sudah banyak klub besar yang mencoba untuk merekrut Totti. Yang paling terlihat adalah ketertarikan Real Madrid di awal 2000-an. Jika hijrah ke Madrid, tentu akan ada lebih banyak gelar yang diangkat Totti.
Advertisement