Liputan6.com, Jakarta - Usai melakukan start yang cukup baik, performa Valentino Rossi bersama Movistar Yamaha menurun drastis sejak paruh kedua MotoGP 2016. Total, 10 balapan dilewati Rossi dan rekan setimnya, Jorge Lorenzo, tanpa merebut podium juara.
Perubahan regulasi yang dilakukan MotoGP untuk musim ini benar-benar membuat balapan jadi kompetitif. Seperti diketahui, perubahan regulasi itu meliputi Electronic Control Unit (ECU), bobot motor, bahan bakar, produsen ban, dan sayap.
Baca Juga
Daya kompetitif yang semakin meningkat membuat Yamaha justru terlihat kewalahan menghadapi persaingan. Meski masih menjadi tim yang dominan bersama Repsol Honda, tim-tim seperti LCR Honda, Suzuki, Ducati, hingga Marc VDS mampu unjuk kebolehan.
Sayangnya, persaingan ketat itu gagal diatasi Yamaha untuk merebut gelar juara dunia pembalap. Gelar tersebut jatuh ke tangan pembalap Repsol Honda, Marc Marquez, sejak menjuarai MotoGP Jepang 2016, 16 Oktober 2016.
"Seperti biasa, Anda harus bekerja dengan seluruh paket secara bersamaan. Sepanjang musim, Yamaha membawa barang-barang baru seperti produsen lain. Sayangnya, tahun ini kami tak mampu meningkatkan kinerja," ungkap Rossi seperti dikutip Autosport.
Advertisement
Hanya 4 Podium
Awalnya, pembalap berusia 37 tahun itu mampu merebut empat podium, termasuk dua kemenangan, dari tujuh balapan awal musim ini. Namun, podium juara MotoGP Catalan, 5 Juni 2016, menjadi kemenangan terakhir yang diraih The Doctor dan Yamaha.
"Kurang lebih kami tetap pada tingkat yang sama. Tapi, dengan ECU, kami membaik. Jika Anda tetap di tingkat yang sama, Anda memiliki beberapa kelemahan," tutur Rossi.
Untungnya, pembalap asal Italia itu mampu mempertahankan status runner-up MotoGP 2016 usai merebut podium kedua MotoGP Malaysia 2016. Sukses itu membuat Rossi akan menjalani seri terakhir MotoGP Valencia, Minggu (13/11/2016), tanpa beban.
Advertisement