Liputan6.com, Valencia - Jorge Lorenzo menepati janjinya kepada Yamaha. Ia sukses memberikan kado perpisahan yang indah pada balapan MotoGP Valencia 2016 di Sirkuit Ricardo Tormo, Minggu (13/11/2016). Ia mempersembahkan kemenangan terakhirnya untuk Yamaha.
Seperti yang pernah diulas sebelumnya, balapan di Valencia menjadi ajang perpisahan bagi banyak pembalap. Hampir semua tim akan memulai petualangan di MotoGP 2017 dengan komposisi pembalap yang baru. Namun, perpisahan Lorenzo jauh lebih banyak mendapatkan sorotan ketimbang yang lain.
Baca Juga
Hebatnya, pembalap asal Spanyol itu mampu meraih hasil membanggakan. Podium juara MotoGP Valencia didapat X-Fuera setelah melahap balapan 30 lap dengan waktu 45 menit 54,228 detik. Ia unggul 1,185 detik atas pembalap Repsol Honda, Marc Marquez.
Sukses itu sesuai dengan apa yang diinginkan Lorenzo. Ia berulang kali menyatakan ingin bertarung habis-habisan di balapan terakhirnya bersama Yamaha sebelum resmi menunggangi motor Ducati. Ya, Lorenzo sudah mengumumkan kepindahannya ke Ducati untuk MotoGP 2017 sejak April 2016.
Secara keseluruhan, ia sudah menjalani 156 balapan bersama Yamaha. Total rapor Lorenzo adalah 107 podium, 44 kemenangan, 39 pole position, 28 fastest lap, 2.600 poin, dan tiga gelar juara dunia di musim 2010, 2012, 2015.
Advertisement
"Sembilan tahun terakhir sangat menyenangkan. Itu adalah akhir pekan yang sempurna. Yang pasti kita harus menikmatinya saat ini bersama semua tim saya. Ini adalah momen terakhir kami bersama-sama. Setelah malam ini, sekarang saya bisa bersantai dan tidur sejenak," tutur Lorenzo usai balapan.
Langsung Melesat
Keputusan Lorenzo untuk berpisah dengan Yamaha menjadi tanda tanya besar. Padahal, pembalap berusia 29 tahun itu sudah menjalani petualangan bersama Yamaha sejak naik ke MotoGP pada 2008. Kala itu, Yamaha merekrutnya setelah meraih gelar juara 250cc bersama Aprilia di musim 2006 dan 2007.
Keputusan Yamaha untuk meminangnya terbilang tepat. Tak butuh waktu lama bagi Lorenzo untuk menjadi salah satu pembalap yang disegani di lintasan MotoGP. Setelah finis di urutan keempat klasemen musim 2008, Lorenzo langsung melesat menjadi runner-up MotoGP 2009.
Selanjutnya, ia langsung mempersembahkan gelar juara dunia setelah tak mendapatkan perlawanan yang berarti dari Dani Pedrosa, Valentino Rossi, dan Casey Stoner di MotoGP 2010. Kehebatan Lorenzo pula yang membuat Rossi sempat hengkang ke Ducati untuk musim 2011 dan 2012.
Selama Rossi pergi, Yamaha menduetkan Lorenzo dengan Ben Spies. Namun, Yamaha menilai Spies tak menciptakan duet yang sempurna dengan Lorenzo. Pada akhirnya, mereka memulangkan Rossi usai kontraknya bersama Ducati berakhir di musim 2012.
Perseteruan dengan Rossi
Kembalinya The Doctor memang membuat Yamaha kembali menakutkan. Namun, suasana internal Yamaha kembali memanas akibat hal tersebut. Pasalnya, Rossi dan Lorenzo memiliki hubungan yang tak harmonis sejak musim 2010.
Salah satu buktinya adalah dibangunnya tembok untuk memisahkan garasi kru Lorenzo dan kru Rossi. Panasnya persaingan mereka kembali terjadi di musim 2015. Kala itu, keduanya memang terlibat dalam persaingan sengit perebutan gelar juara dunia MotoGP. Hampir sepanjang musim mereka hanya dipisahkan dengan jarak yang tipis.
Puncaknya adalah ketika Rossi menuduh Marquez sengaja membantu Lorenzo untuk menjadi juara dunia. Kebetulan, Marquez dan Lorenzo sama-sama berasal dari Spanyol. Lorenzo yang tersinggung pun mengeluarkan komentar pedas untuk Rossi.
Perang komentar keduanya kembali terjadi pada sesi konferensi pers usai balapan MotoGP San Marino 2016. Lorenzo tak terima dengan aksi overtaking Rossi di tikungan ke-14 yang dinilai berbahaya. Terlepas dari seringnya perseteruan mereka, keduanya saling memiliki rasa hormat satu sama lain.
"Suasana Ducati saat ini sudah berbeda. Mereka memiliki beberapa kelemahan di beberapa faktor. Namun, mereka sangat cepat di trek lurus. Saya 100% yakin jika Anda melupakan Lorenzo untuk pertempuran juara dunia MotoGP 2017, Anda sangat bodoh. Saya pikir ia bisa sangat kompetitif," jelas Rossi.