Sukses

PB IPSI Harapkan Pencak Silat dapat Kucuran Dana dari Pemerintah

Pencak silat juga merupakan budaya Indonesia. Sebagai budaya, seharusnya pencak silat memiliki anggaran sendiri untuk pengembangannya.

Liputan6.com, Jakarta - Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (PB IPSI) akan menggelar Kejuaraan Dunia Pencak Silat 2016 di Bali. Ketua pelaksana Edhy Prabowo menuturkan kalau olahraga pencak silat kurang mendapat perhatian.

"Buktinya adalah tidak adanya anggaran yang khusus untuk pencak silat. Bahwa mungkin di pendidikan ada ekstrakulikuler. Yang kita maksud adalah kita ingin pencak silat ini dapat perhatian khusus," ungkap Edhy di Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Selasa (15/11/2016).

Ia menilai, pencak silat juga merupakan budaya dan ciri khas Indonesia. Karena merupakan budaya, seharusnya pencak silat memiliki anggaran sendiri untuk pengembangannya.

"Anggaran pembinaan ini kan budaya, budaya dan kalau kita lihat Korea, Jepang, China mengembangkan budaya-budayanya, peran negara itu jelas kelihatan terutama dari politik anggarannya," paparnya.

Politikus Partai Gerindra ini pun mengatakan kalau komunikasi sudah dilakukan dengan Menpora dan Mendikbud terdahulu. Keduanya, kata Edhy, menyambut baik soal pencak silat ini.

"Kenapa kita libatkan (Menpora dan Mendikbud)? Karena ini kan sifatnya olahraga. Kalau di dunia olahraga kita minta anggaran yang kita takutkan ada kecemburuan nanti di antara cabang-cabang. Kalau kita bicara olahraga kan tidak hanya pencak silat saja, tapi kita bicara di pendidikan dan kebudayaan, makanya ini menjadi budaya. jadi ada kewajiban bahwa budaya kita harus dikembangkan, itu saja," ucapnya.

"Nah saya harapkan besok kejuaraan ini menjadi suatu catatan bagi kita semua bahwa budaya kita ini diminati seluruh dunia. Tinggal butuh satu dorongan kebijakan anggaran bisa dimasukkan. Nanti prosesnya kita serahkan kepada pemerintah," sambung Ketua Komisi IV DPR ini.

Mengenai jumlah anggaran yang diharapkan, Edhy menyebut dalam hitungan yang pernah dibicarakan hanya sebesar Rp 100 miliar.

(Laporan:Devira Prastiwi)