Sukses

Ini 4 Kendala Timnas Indonesia Jelang Piala AFF 2016

Timnas Indonesia akan menjalani laga perdana Grup A Piala AFF dengan melawan Thailand.

Liputan6.com, Jakarta - Ajang Piala AFF 2016 sudah di depan mata. Setelah terlepas sanksi FIFA, masyarakat berharap Timnas Indonesia bisa memperlihatkan aksi impresif yang mengobati kerinduan mereka, termasuk meraih gelar juara untuk pertama kalinya.

Bicara kualitas, Timnas Indonesia adalah salah satu tim yang cukup disegani di kawasan Asia Tenggara. Buktinya, setiap kali Timnas Indonesia berlaga sebagai kontestan Piala AFF, nama mereka selalu masuk dalam daftar kandidat juara.

Hal itu juga dibuktikan dengan konsistensi yang diperlihatkan skuat Garuda dalam setiap keikutsertaan mereka pada pesta sepak bola terbesar di Asia Tenggara tersebut. Dari 11 edisi Piala AFF yang sudah digelar, Timnas Indonesia empat kali masuk final.

Sialnya, tak satu pun kesempatan itu yang bisa dimaksimalkan untuk menjadi juara. Pencapaian terbaik mereka hanya menjadi runner-up. Kini, berbagai kesialan juga menimpa skuat besutan Alfred Riedl dalam persiapan mereka menuju Piala AFF 2016.

Berikut adalah daftar kendala Timnas Indonesia jelang laga perdana Grup A melawan Thailand di Philippe Sport Stadium, Boacue, Sabtu (19/11/2016):

1. Persiapan Mepet

1. Persiapan Mepet

Sepak bola Indonesia harus mengalami pengalaman buruk ketika FIFA menjatuhkan sanksi pada 30 Mei 2015. Setelah menunggu hampir setahun, akhirnya FIFA memutuskan untuk mencabut sanksi tersebut pada 13 Mei 2016.

Usai terlepas dari sanksi, Indonesia memang dipastikan menjadi kontestan Piala AFF 2016 tanpa harus melakoni sesi kualifikasi. Namun, akibat sanksi yang berkepanjangan itu pula Timnas Indonesia tak memiliki banyak waktu untuk melakukan persiapan.

Pelatih Timnas Indonesia, Alfred Riedl (kanan) memberi arahan saat latihan di SPH Karawaci, Tangerang, Selasa (15/11). Jelang berlaga di Piala AFF 2016, Timnas Indonesia fokus berlatih tendangan bola mati. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Secara resmi, tahap seleksi pertama yang dilakukan Timnas Indonesia pada 9 Agustus 2016. Agenda itu dilakukan untuk memilih tim yang dipersiapkan menghadapi Malaysia pada 6 September 2016.

Seleksi tahap pertama dibagi ke dalam dua gelombang. Meski tak efektif, Timnas Indonesia tetap memperlihatkan hasil mengesankan dengan mengukir kemenangan 3-0 atas Malaysia di Stadion Manahan, Solo.

2. Batas Pemanggilan Pemain

2. Batas Pemanggilan Pemain

Di tengah turnamen Torabika Soccer Championship 2016 presented by IM3 Ooredoo yang sedang berjalan, klub-klub peserta jadi berpikir dua kali untuk melepas pemain yang dipanggil Riedl. Kegundahan para klub dijawab PT Gelora Trisula Semesta (GTS) selaku operator turnamen untuk melakukan pertemuan guna membahas hal tersebut.

"Kompetisi tetap berjalan, tapi Timnas Indonesia hanya boleh memanggil maksimal dua pemain dari setiap klub. Ini adalah hasil keputusan setelah PT GTS melakukan pertemuan dengan para klub," ungkap Joko Driyono selaku Direktur Utama PT GTS usai menggelar pertemuan di Hotel Park Lane, Kamis (21/7/2016).

Dirut PT Gelora Trisula Semesta Joko Driyono (Liputan6.com / Risa Kosasih)

Dengan kesepakatan tersebut, Riedl pun tak leluasa memilih pemain yang diinginkannya. Dalam beberapa kesempatan pun pelatih kelahiran 2 November 1949 tersebut mengeluhkan mengenai kebijakan itu.

"Asal kalian tahu, kami tak bisa membentuk tim yang paling kuat karena ada beberapa pemain yang tak bisa kami ajak," kata Riedl, Jumat (17/11/2016).

3. Grup Neraka

3. Grup Neraka

Jauh sebelum persiapan dilakukan secara intensif, Timnas Indonesia sudah dihadapkan pada kabar buruk. Itu karena hasil undian menempatkan Timnas Indonesia di Grup A bersama tim-tim kuat seperti Thailand, Singapura, dan tuan rumah Filipina.

Seperti diketahui, Thailand adalah tim pengoleksi empat gelar Piala AFF. Prestasi itu diukir pada edisi 1996, 2000, 2002, dan 2014. Dalam beberapa kesempatan, Timnas Indonesia pun mulai kewalahan saat bertemu Thailand.

Timnas Thailand (AFP/Fayez Nureldine)

Singapura pun tak berbeda. Mereka juga menjadi tim dengan koleksi empat gelar Piala AFF. Kekuatan mereka juga meningkat tajam dalam beberapa tahun terakhir. Dalam empat pertemuan terakhir dengan Singapura, Timnas Indonesia menelan tiga kekalahan.

Untuk Filipina, selain faktor tuan rumah, Timnas Indonesia juga memiliki kenangan buruk saat bertemu mereka di Grup A Piala AFF 2014. Kala itu, Filipina sukses mempermalukan mereka empat gol tanpa balas.

4. Badai Cedera

4. Badai Cedera

Saat Riedl mulai menemukan komposisi pemain terbaiknya setelah melakoni empat laga uji coba, kendala besar kembali datang. Riedl terpaksa tak bisa membawa beberapa pemainnya karena mengalami cedera saat pemusatan latihan.

Ichsan Kurniawan dan Dian Agus Prasetyo adalah dua pemain yang ikut terkena momok cedera. Namun, kehilangan paling besar bagi Riedl adalah cederanya Irfan Bachdim. Pemain Consadole Sapporo mengalami cedera retak tulang fibula dan membutuhkan proses pemulihan hingga dua bulan.

Irfan Bachdim, Timnas Indonesia. (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Kehilangan Irfan membuat tugas Riedl semakin berat. Padahal, Irfan adalah salah satu pemain yang diandalkan Riedl dalam skema menyerang Timnas Indonesia. Bahkan, ia rutin mencetak satu gol di tiga laga uji coba yang dimainkan.

Sialnya lagi, Riedl tak menemukan pengganti yang sepadan untuk menggantikan peran Irfan. Awalnya, ia ingin memanggil pemain Persipura Jayapura, Ferinando Pahabol. Sayang, Persipura tak mau melepas pemain kelahiran 16 Januari 1992 itu.