Sukses

Seret Rossi ke Jalur Hukum, Fans Marquez Dapat Ancaman

Ana Cabanilas ditendang Valentino Rossi sata hendak selfie di sekitar paddock.

Liputan6.com, Jakarta Ana Cabanillas tidak bisa tidur nyenyak akibat angkat bicara usai ditendang Valentino Rossi di Sirkuit Valencia, pekan lalu. Wanita asal Italia itu mengaku telah mendapat teror dari penghinaan dari fans The Doctor usai peristiwa tersebut.

Ana menjadi korban kekesalan Rossi usai gagal merebut podium di seri terakhir MotoGP 2016. Niatnya mengabadikan momen di sekitar paddock usai balapan, justru berakhir dengan insiden yang tidak mengenakkan. Dia ditendang oleh Rossi yang tengah mengendarai skuter. Akibat kejadian tersebut, Cabanilas mengalami memar di bagian kaki.  

Video kejadian menjadi viral di media sosial. Apalagi, Cabanilas belakangan berniat membawa kasus itu ke jalur hukum. Wanita yang juga fans Marc Marquez tersebut juga kesal setelah melihat rekaman videonya secara penuh.

Dalam sebuah wawancara dengan saluran televisi terrestrial Spanyol (Antena3), Cabanilas bercerita bahwa akun Facebook langsung ramai tak lama setelah insiden menyebar. Sebagian berisi pesan bernada ancaman dan penghinaan yang dilayangkan oleh pendukung Rossi. "Penggemar Rossi banyak mengirimkan pesan kepada saya melalui Facebook. Dari pesan yang masuk bernada ancaman dan penghinaan," kata Cabanilas dikutip Fanpage.it, Selasa (22/11/2016).

Rossi sebenarnya sudah meminta maaf. Menurutnya, rekaman yang beredar di media sosial juga tidak utuh.

"Video ini hanya bagian terakhir yang ditayangkan dan tidak diputar apa yang terjadi awalnya. Hal pertama yang harus Anda lakukan adalah meminta maaf kepada wanita tersebut," kata Rossi.

Namun Cabanilas menolak permintaan maaf Rossi. Dia malah berniat membawa kasusnya ke jalur hukum.

"Awalnya saya menerima permintaan maaf-nya (Valentino Rossi) mengenai kecelakaan itu. Tapi setelah melihat video, saya dapat menyimpulkan bahwa itu dilakukan dengan sengaja. Saya mengalami memar kecil pada kaki saya. Karena itu, saya akan mempertimbangkan untuk menempuh jalur hukum," ujar Cabanilas.

(Laporan: David Permana)