Liputan6.com, Bocaue - Timnas Singapura bisa dibilang tengah dalam posisi yang kritis dalam beberapa waktu belakang. Mereka bahkan bisa dibilang tengah dalam prestasi yang merosot tajam pada ajang Piala AFF.
Skuat berjuluk The Lions ini sebenarnya jadi salah satu peserta yang paling sukses di ajang sepak bola dua tahunan se-ASEAN tersebut. Sejak digulirkan 1996, mereka bersama Thailand jadi tim paling banyak juara, yakni empat kali.
Akan tetapi, dalam lima tahun terakhir, The Lions mengalami penurunan tajam soal prestasi. Di antara peserta Grup A, Singapura bahkan dianggap yang paling lemah. Mereka berada di urutan terakhir, setelah Thailand, Filipina, dan Indonesia.
Tak berlebihan rasanya. Sebab, dalam dua laga di Grup A saja, Singapura belum sekalipun mencetak gol. Meski memang hasilnya sama dengan Indonesia, yakni sekali seri dan sekali kalah.
Baca Juga
Berstatus juara Piala AFF 2012, Singapura juga belakangan melempem. Pada Piala AFF 2014 saja, mereka tak sanggup lolos dari fase grup B.
Mereka harus mengalami dua kekalahan, yakni kontra Thailand dan Malaysia, dan hanya sekali menang lawan Myanmar. Alhasil, sebagai juara bertahan kala itu, mereka gagal total.
Beberapa pertandingan terakhir sebelum Piala AFF 2016, Singapura juga melempem. Dalam tujuh pertandingan internasional terakhirnya, Singapura hanya sanggup meraih satu kemenangan dan itupun saat menghadapi Kamboja.
Sementara lima pertandingan ditelan dengan kekalahan, dan satu hasil imbang. Hal ini yang bikin mereka mulai diremehkan.
Beragam masalah jadi persoalan. Mulai termakan usianya pemain-pemain naturalisasi jadi salah satu penyebab. Tak ada lagi striker buas seperti Agu Casmir. Bahkan, nama-nama lain seperti Baihakki Khaizan, Daniel Bennett, hingga Mustafic Fahrudin yang masih dipanggil sudah memasuki usia 32 ke atas.
So, mampukah Indonesia bisa memanfaatkan kelengahan Singapura ini di laga pamungkas Grup A Piala AFF 2016 ini?
I. Eka Setiawan