Sukses

5 Pembalap Ini Berpotensi Jadi The Next Rossi

Valentino Rossi sudah meraih sembilan gelar juara dunia di dunia balap.

Liputan6.com, Jakarta - Valentino Rossi merupakan pembalap tersukses di MotoGP. Dia tercatat sudah meraih sembilan gelar juara dunia di dunia balap.

Saat ini, usianya sudah menginjak 37 tahun. Namun, Rossi belum mau memutuskan pensiun dari dunia balap. Dia masih mengejar mimpinya meraih gelar kesepuluh.

Pembalap asal Italia itu baru saja memperpanjang kontraknya dengan Movistar Yamaha untuk dua tahun ke depan. Rossi merasa masih sanggup bersaing dengan Marc Marquez, juara dunia MotoGP 2016.

Menjelang musim terakhir Rossi di dunia balap, muncul lima pembalap yang disebut punya kemampuan mirip dengan mantan rider Ducati tersebut. Siapa saja mereka? Simak di halaman selanjutnya.

Stefano Manzi

Pembalap muda Italia, Stefano Manzi merupakan rider Sky Racing Team VR46 untuk balapan di Moto2 tahun depan. Sky Racing Team VR46 merupakan tim milik Rossi.

Sky VR46 tidak sembarangan merekrut Manzi. Remaja berusia 17 tahun tersebut tampil ciamik sebagai pembalap wild card di Moto3 Silverstone lalu. Mengawali balapan dari posisi ke-34, dia bisa finis di posisi keempat.

Manzi juga mendapatkan ilmu dari Rossi setelah terpilih belajar di VR 46 Academy. Dia menjadi pembalap termuda di akademi milik pembalap Movistar Yamaha tersebut.

Jack Miller

Pembalap asal Australia, Jack Miller menembus MotoGP pada 2015. Pada musim pertamanya, dia bergabung dengan LCR Honda dan berhasil meraih 17 poin.

Tahun kedua di MotoGP, perkembangannya semakin signifikan. Bersama Estrella Galicia 0,0 Marc VDS, dia berhasil mengumpulkan 57 poin. Bahkan, pembalap berusia 21 tahun itu berhasil keluar sebagai juara MotoGP Assen 2016.

Miller merupakan salah satu pembalap istimewa. Dia langsung lompat kelas dari Moto3 ke MotoGP. Miller tidak menjajal Moto2 seperti Valentino Rossi, Jorge Lorenzo, atau Marc Marquez.

Bahkan, Rossi sendiri mengakui kehebatannya. "Menurut saya, Jack sangat berani mencobanya. Namun, saya sudah berbicara dengannya dan dia ingin melakukannya, dan itulah yang paling penting. Dia pintar, tenang, dan mencoba memahami selangkah demi selangkah."

Maverick Vinales

Tandem baru Valentino Rossi di Movistar Yamaha, Maverick Vinales punya bakat yang istimewa. Pada MotoGP 2016, Vinales bisa finis di urutan keempat dengan mengemas 202 poin. Bahkan, dia sempat naik podium pertama di Silverstone, mengalahkan Rossi.

Kepala mekanik Suzuki, Jose Manuel Cazeaux --orang pertama yang mencium bakat Vinales-- menyebut pembalap asal Spanyol itu seperti alien. Cazeaux bertemu Vinales pertama kalinya ketika Suzuki sedang melakukan tes pramusim di Valencia pada tahun 2014, jelang bergulirnya MotoGP 2015. Ketika itu, Suzuki sedang mencoba mesin GSX-RR.

Pada pertemuan pertama itu, Cazeaux kagum dengan cara Vinales menaklukkan mesin motor dengan kapasitas 1000cc. Terlebih lagi, pada saat itu, usia sang pembalap terhitung belia, 19 tahun.

"Kami tahu dia sangat istimewa setelah melihat caranya mengontrol gas dan menyesuaikan rem karbon dengan sangat cepat untuk pertama kalinya," ucapnya, dikutip dari Crash.

Lebih lanjut, Cazeaux menyebut pembalap kelahiran Figueres, Spanyol itu memiliki bakat seperti dua rider MotoGP yang dijuluki sebagai alien, yakni Valentino Rossi dan Marc Marquez.

"Vinales salah satu dari alien. Dia selalu berambisi untuk menang. Ketika ada sesuatu yang menghambatnya, bukan hanya sepeda tapi juga masalah teknik, Vinales selalu ingin memperbaikinya dengan cepat agar bisa berada di atas motor," ujar Cazeaux.

Dengan bergabung bersama Movistar Yamaha, Vinales pun punya peluang untuk memenangkan gelar juara MotoGP tahun depan, bersaing dengan Rossi.

Luca Marini

Luca Marini lahir di Urbino, Italia, 19 tahun lalu. Dia masih mempunyai hubungan darah dengan Rossi. Ya, Marini merupakan adik tiri legenda balap MotoGP tersebut.

Saat ini, Marini masih membalap di kelas Moto2 bersama Forward Team. Namanya mulai berkibar saat tampil di ajang Italian CIV Championship. Pada ajang itu, dia naik podium sebanyak enam kali dari delapan balapan. Marini pun bisa finis sebagai runner-up.

Meski di bawah-bawah bayang nama sang kakak, Marini menegaskan bahwa dirinya bisa sukses tanpa bantuang Rossi. "Jujur saja menjadi pembalap adalah keputusan saya sendiri. Malah saya tidak tahu kalau Rossi adalah pembalap. Sebab, banyak sekali di Cattolica anak-anak di sana yang mengendarai motor," ujar Marini seperti dilansir Speedweek.

"Ayah menjadi orang paling penting dalam karier saya. Dia selalu menemani kemana pun saya pergi. Saya mengendarai motor sejak usia empat tahun," ujarnya menegaskan.

Romano Fenati

Pembalap kelahiran Ascoli Piceno, Italia, Romano Fanti mulai terkenal pada 2014. Ketia itu dia bergabung dengan Sky Racing Team VR46 untuk balapan Moto3. Pada tahun itu, dia berhasil memenangkan empat balapan dan finis di posisi sepuluh.

Gaya membalapnya yang ngotot, juga aksi-aksi overtaking Fenati sangat mirip dengan Rossi. Hal ini yang menjadikan dia sebagai kandidat penerus Rossi. Total sepanjang karirnya di Moto3 hingga saat ini, dia sudah berhasil mencatatkan tujuh kemenangan, 15 podium dan total poin sebanyak 654.

Sayang pada pertengahan balap Moto3 2016, Fenati dipecat dari Sky Racing Team VR46. Dia dipecat akibat melanggar peraturan internal klub.

Kabarnya, keputusan memutus kontrak Fenati diambil tim VR46 akibat sang pembalap melakukan kekerasan kepada Caprara, kepala tim mekanik, dan Salucci, pimpinan VR46 Riders Academy. Insiden itu terjadi usai kualifikasi Moto3 Austria di Sirkuit Red Bull Ring.

Saat ini, pembalap berusia 20 tahun itu sedang mencari tim baru untuk meneruskan kariernya di dunia balap. Dia juga ingin menjadi penerus Rossi.

Video Terkini