Sukses

Stefano Lilipaly, 'Andres Iniesta' Andalan Timnas Indonesia

Stefano Lilipaly bakal jadi andalan timnas Indonesia saat menjamu Vietnam 3 November mendatang.

Liputan6.com, Jakarta - Nama Stefano Lilipaly langsung melambung di kancah sepak bola Indonesia sekarang ini. Tak lain, ini berkat perannya dalam membawa timnas Indonesia lolos ke semifinal Piala AFF 2016.

Di penyisihan grup A Piala AFF 2016 yang berlangsung di Filipina pada 19-25 November lalu, peran Lilipaly nyaris tak tergantikan. Berdasarkan statistik, dia tampil selama 270 menit untuk timnas Indonesia atau tampil penuh di tiga pertandingan.

Di timnas, Lilipaly bisa berperan sebagai gelandang bertahan atau serang. Dia bisa memerankan kedua posisi sehingga selalu diandalkan pelatih timnas, Alfred Riedl.

Saat melawan Thailand,dia berperan sebagai pengumpan dan diduetkan dengan Bayu Pradana. Itu karena Riedl menempatkan Lerby Eliandry dengan Boaz Salossa di lini depan.

Begitu juga ketika timnas diimbangi Filipina 2-2 pada 22 November lalu. Kali ini, Lilipaly dipasangkan dengan Evan Dimas. Lagi-lagi peran ini bisa dijalankan pemain berusia 26 tahun itu dengan baik.

Dia berhasil memberikan satu assist untuk gol Fachrudin di menit ke-7. Di laga terakhir melawan Singapura, peran Lilipaly mulai digeser.

Riedl seperti ingin menumpuk lini tengah sehingga memainkan Bayu Pradana dan Evan Dimas sekaligus. Dibantu dua winger lincah Rizky Ripora dan Andik Vermansyah. Lilipaly main sebagai penyerang lubang di belakang Boaz.

Posisi ini rupanya juga bisa dijalankan pemain klub asal Belanda, Telstar dengan baik. Dia mencetak gol penentu di menit ke-85. Dia memanfaatkan kemelut depan gawang dan melepaskan tembakan akurat yang sulit kiper Singapura, Hassan Sunny

Pasang Surut Karier

Lilipaly mulai dikenal publik sepak bola Indonesia pada 2013 lalu. Itu saat dia memulai debut ketika timnas kalahkan Filipina 2-0 pada 14 Agustus 2013.

Saat itu, dia pun memberikan assist pada laga persahabatan jelang Piala AFF 2016 itu. Uniknya saat Piala AFF 2014, Lilipaly malah tak terpilih oleh tim yang juga dilatih Alfred Riedl itu.

Lilipaly besar di sepak bola Belanda. Meski sempat ditempa di akademi AZ Alkmaar, Lilipaly besar bersama FC Utrecht pada 2010-2012.

Dia lalu pindah ke Almere City hingga 2014 sebelum ditransfer ke klub J League, Consadole Sapporo. Tak berkembang di Jepang, Lilipaly pulang ke kampung kedua Indonesia dengan membela Persija Jakarta pada 2015.

Sayang, harapannya untuk sukses di Persija diganggu masalah nonteknis. Gajinya sempat tak dibayar Persija selama dua bulan. Kondisi tambah buruk karena kompetisi Indonesia Super League dihentikan akibat konflik PSSI dan Kemenpora.

Untunglah, klub divisi dua, Telstar selamatkan karier pemain yang akrab dipanggil Fano ini. Dia kini menjelma menjadi pilar buat Telstar sehingga sempat tak memperkuat timnas di uji coba karena masih memperkuat Telstar.

Iniesta Indonesia

Lilipaly sendiri blak-blakan jika lebih suka berperan sebagai gelandang serang. Tak lain, dia terinspirasi kehebatan gelandang Barcelona, Andres Iniesta.

Pergerakannya yang meliuk-liuk dengan mengecoh lawan lewat dribel membuat Lilipaly ingin menirunya.

"Posisi favorit saya gelandang serang. Saya seorang pemain yang fleksibel, suka mencetak gol dan memberikan assist. Gaya bermain ingin meniru salah satu pemain favorit saya,Iniesta. Saya bisa bermain defensif, dan kemampuan saya juga mendukung untuk menyerang," katanya seperti dikutip Goal beberapa waktu lalu.

Tubuhnya yang mungil juga tak menyurutkannya untuk bersaing dalam merebut bola. Bahkan, dia punya kelebihan dalam tendangan jarak jauh.

"Saya memiliki kemampuan untuk mencetak gol dari luar kotak. Pemain lawan berpikir saya kecil, tapi begitu menghadapi saya, mereka kemudian bertanya, 'kenapa orang sekecil itu bisa mencetak gol dari jarak sejauh itu?," ucapnya, menambahkan.

Lalu bagaimana aksi Lilipaly lawan Vietnam nanti? Pantas ditunggu aksi-aksi berikutnya dari pemain yang akrab disapa Fano ini.

Simak juga video Corner6, Goresan Pedang Voryn Thalya Kiriweno di bawah ini: