Liputan6.com, Manchester - Manchester United (MU) belum memperlihatkan performa terbaik bersama Jose Mourinho. Hingga pekan ke-13, MU masih terpaku di posisi keenam klasemen.
Banyaknya pemain bintang yang hadir di Old Trafford pada awal musim ternyata tak menjamin performa Setan Merah. Paul Pogba, Zlatan Ibrahimovic, hingga Henrikh Mkhitaryan belum menunjukkan kualitasnya di lapangan.
Baca Juga
- Lilipaly Jadi Pahlawan Timnas, Istrinya Curhat di Instagram
- Lawan Vietnam, Komunikasi Lini Belakang Masih Jadi PR
- Balas Sakit Hati, Schweinsteiger Diminta Bertahan di MU
Ironisnya situasi ini diperburuk dengan sikap Mourinho di pinggir lapangan. Bukannya membuat situasi kondusif di tim, ia malah melakukan sikap kontroversial.
Selain mengkritik pemainnya secara terbuka, ia juga sudah dua kali diusir wasit. Lalu apa saja yang harus dilakukan Mourinho agar MU kembali ke jalur kemenangan.
1. Berhenti bersikap bodoh
Kebiasaan Mourinho yang selalu berulah di pinggir lapangan menjadi sorotan musim ini. Ya, alih-alih mengubah taktik, Mourinho malah menyalahkan wasit atau timnya sendiri.
Terbaru, manajer asal Portugal itu diusir wasit karena menendang botol di pinggir lapangan saat melawan West Ham. Padahal protesnya tidak terlalu penting karena Paul Pogba memang layak mendapat kartu kuning.
Kehilangan Mou di pinggir lapangan tentu bakal membuat MU rugi. Instruksinya tidak akan berjalan efektif jika tidak disampaikan langsung pada pemainnya.
Jadi Mourinho harus meredam emosinya jika ingin MU kembali menang. Fans dan manajemen sendiri kabarnya sudah gerah dengan sikapnya jika Mou tidak mengubah sikap buruknya.
Advertisement
2. Kembalikan Martial
Anthony Martial tidak masuk dalam skuat MU dalam laga lawan Feyenoord dan West Ham. Padahal MU butuh pemain sepertinya yang bisa mengecoh lawan dan menyelesaikan peluang kecil untuk menjadi gol.
Marcus Rashford performanya sedang menurun, sementara Jesse Lingard bermain di bawah standar. Jadi mempercayai Martial bukan hal yang salah untuk pertandingan mendatang.
Musim lalu Martial menjadi salah satu mesin gol MU. Striker asal Prancis itu sukses mencetak 17 gol dari 49 laga. Sedangkan musim ini ia baru mencetak dua gol dari 12 laga.
3. Belajar merotasi pemain
Mourinho dikenal sebagai manajer yang selalu serius menghadapi semua kompetisi. Padahal pesaingnya seperti Arsene Wenger atau pendahulunya, Alex Ferguson lebih senang merotasi tim saat menghadapi Piala Liga atau Liga Europa.
Memang fans MU mendambakan banyak trofi sepeninggal Ferguson. Namun terus menurunkan pemain inti di semua kompetisi bakal menjadi bumerang tersendiri.
Apalagi jadwal di Liga Inggris sangat padat. Sehingga jika terus menurunkan skuat yang sama, bukan tak mungkin MU akan kehabisan bensin di tengah musim.
Advertisement
4. Menyadari Pentingnya Carrick
Mourinho pernah bilang Michael Carrick adalah pemain penting dalam timnya. Namun Mou menyadari ia tidak bisa menurunkan Carrick secara reguler karena usianya yang tidak muda lagi.
Ironisnya Mou malah menurunkan Carrick bukan di ajang Liga Inggris. Padahal secara statistik eks pemain timnas Inggris itu punya rekor meyakinkan.
Saat Carrick bermain maka persentase kemenangan MU di Liga Inggris mencapai 60 persen. Sebaliknya saat dia absen persentase kemenangan MU hanya 40 persen.
Jadi Mourinho harus efektif menurunkan Carrick di Liga Inggris. Ketimbang hanya memainkannya di Piala Liga, Piala FA, atau Liga Europa.
5. Mengganti staf pelatih
Musim ini Mourinho beberapa kali menyalahkan pemain jika MU gagal meraih kemenangan. Lalu pernahkah dia menyalahkan asistennya sendiri?
Pertanyaan itu harus dijawab oleh Mourinho. Apalagi para pemain MU telah mengeluarkan kemampuan semaksimal mungkin di lapangan.
Bukan tak mungkin menurunnya performa MU musim ini karena kesalahan metode pelatihan. Sehingga jika ada staf baru maka pemain MU bisa saja kembali ke permainan terbaiknya.
Advertisement