Liputan6.com, Jakarta Babak penyisihan grup Piala AFF 2016 telah menelurkan empat tim yang melaju ke babak semifinal. Thailand dan Indonesia sebagai juara grup dan runner up akan mewakili Grup A. Sedangkan Grup B diwakili oleh Vietnam dan Myanmar.
Sebanyak 12 pertandingan tersaji dan 32 gol tercipta selama sepekan babak penyisihan. Vietnam dan Thailand menjadi tim yang lolos dengan hasil sempurna dengan merebut tiga kemenangan beruntun sepanjang babak penyisihan grup.
Baca Juga
- Drone Kembali Ganggu Latihan Timnas di Pakansari
- Gaya Berkendara Eks Kapten MU Ini Jangan Ditiru
- Lilipaly Jadi Pahlawan Timnas, Istrinya Curhat di Instagram
Fase grup sendiri telah berlangsung di dua negara, yakni Filipina (Grup A) dan Myanmar (Grup B) dengan masing-masing grup berisi empat negara. Tim dengan poin tertinggi dan runner up grup mendapat kesempatan melaju ke semifinal.
Advertisement
Babak semifinal akan berlangsung dua leg. Indonesia yang menjadi runner up Grup A menjadi tuan rumah lebih dulu saat bertemu pimpinan klasemen grup B, Vietnam di Stadion Pakansari, Bogor, 3 Desember 2016. Begitu juga dengan runner up grup B, Myanmar B akan menjamu juara grup A, Thailand di Thuwunna Stadium, Yangon, (4/12/2016).
Fox Sports Asia, sebagai salah satu media yang fokus terhadap sepak bola Asia memetik enam pelajaran penting dari sepekan penyelenggaraan fase grup yang berlangsung di Filipina dan Myanmar. Tak hanya terkait sisi teknis pertandingan, tapi juga seputar penyelenggaraan turnamen yang dulu dikenal dengan sebutan Piala Tiger tersebut.
Berikut ini enam pelajaran penting dari fase grup Piala AFF 2016:
Â
Thailand di Atas Rata-rata
Menyandang status sebagai juara bertahan, Thailand sejak awal difavoritkan menjuarai Piala AFF 2016. Tiga laga yang mereka lalui juga setidaknya semakin menguatkan anggapan tersebut. Ya, seperti diketahui, Gajah Perang--julukan timnas Thailandd--berhasil menyapu bersih seluruh laga yang dilalui di Grup A. Di laga perdana, Thailand menang 4-2 atas Indonesia. Kemudian Gajah Perang menang tipis 1-0 atas Singapura dan mengalahkan Filipina dengan skor yang sama.
Setelah bertemu Indonesia di laga perdana, Thailand sama sekali tidak pernah kebobolan hingga 210 menit. Bahkan di laga pamungkas, Gajah Perang yang tampil dengan pemain pelapis masih mampu mengalahkan tuan rumah Filipina 1-0.
Kematangan para pemain besutan Kiatisuk Senamuang terlihat di atas rata-rata pemain-pemain dari negara lainnya. Banyak yang memprediksi, Gajah Perang masih akan menguasai sepak bola Asia Tenggara, beberapa tahun ke depan.
Advertisement
Panggung bagi bakat-bakat baru
Babak penyisihan Piala AFF 2016 menurut Fox Sports juga memunculkan bakat-bakat baru. Evan Dimas dan Yanto Basna merupakan dua pemain muda yang menemukan momennya bersama timnas senior pada turnamen ini. Selain itu, grup A juga memunculkan bakat-bakat baru lainnya seperti bek berusia 21 tahun asal Filipina, Amani Aguinaldo hingga pemain-pemain muda Thailand semacam, Tristan Do, Sarach Yooyen, dan Siroch Chatthong. Jenderal lapangan tengah Gajah Perang, Chanathip Songkrasin, juga menemukan 'panggung yang megah' selama babak penyisihan Grup A.Â
Sejumlah pemain muda juga menunjukkan bakatnya bersama tuan rumah Grup B, Myanmar, seperti bek 24 tahun, Zaw Min Tun dan penyerang (20 tahun), Aung Thu. Penyerang Kamboja yang baru berusia 22 tahun, Chan Vathanaka, juga tampil memukau meski gagal membawa negaranya melaju ke babak semifinal.
Investasi akar rumput terbayar lunas
Selain Thailand, Vietnam juga belum terkalahkan sepanjang babak penyisihan Grup B. Dari tiga laga yang dilewati, Vietnam selalu menang dan menjadi juara Grup dengan poin sempurna, 9. Penampilan gemilang Vietnam tidak lepas dari program pemain muda, Hoang Anh Gia Lai (HAGL) di negeri Uncle Ho itu. Akademi sepak bola yang dibangun lewat kerjasama tiga pihak, Arsenal Academy, JMC Academy, dan perusahaan Hoang Anh Gia Lai telah menunjukkan hasilnya.
HAGL merupakan akademi sepak bola pertama di Vietnam. Lambat laun, akademi ini telah berubah menjadi pabrik pencetak pemain-pemain andal di Asia. Sejumlah nama yang memperkuat timnas Vietnam, seperti gelandang Luong Xuan Truong dan penyerang Nguyen Van Taon merupakan lulusan akademi yang bermarkas di Pleiku tersebut.Â
Advertisement
Singapura alami krisis identitas
Suram, defensif, dan konservatif. Tiga kata ini cukup menggambarkan permainan Singapura sepanjang babak penyisihan Grup. Berstatus sebagai tim paling banyak mengoleksi gelar Piala AFF bersama Thailand, The Lions sama sekali tidak menunjukkan kelasnya di Filipina. Sepanjang tiga laga, Singapura selalu tampil bertahan dan hanya kebobolan 1 gol.
Dengan kondisi Liga Singapura (S-League) yang stagnan, The Lions seharusnya menunjukkan permainan yang lebih menarik minat fans untuk kembali hadir di lapangan. Yang lebih menyakitkan lagi, Singapura sebenarnya bukannya tidak punya pemain yang mampu tampil seperti gaya The Lions selama ini. Sayang, Singapura terlalu bermain defensive.
Comeback Mulus Timnas Indonesia
Kembalinya Indonesia ke pentas internasional setelah sempat terkena sanksi dari FIFA cukup mengejutkan. Meski masih bermasalah dengan lini belakang, Tim Merah Putih tampil mengejutkan dan berhasil melaju ke babak semifinal. Ketajaman lini depan Indonesia juga bakal menjadi ancaman bagi lawannya di semifinal, Vietnam.
Kalah 2-4 di laga perdana melawan Thailand, permainan Indonesia sebenarnya masih mengkhawatirkan setelah ditahan imbang 2-2 oleh Filipina di laga kedua. Publik Indonesia juga sempat dibuat was-was setelah Boaz Solossa dan kawan-kawan ketinggalan 0-1 pada babak pertama melawan Singapura di laga pamungkas.Â
Indonesia baru bangkit di babak kedua lewat dua gol yang dicetak Andik Vermansyah dan Stefano Lilipaly.
Advertisement
Pemilihan tuan rumah ke depan semoga lebih menjanjikan
Babak penyisihan grup Piala AFF 2016 untuk kali pertama digelar di Myanmar dan Filipina. Namun atmosfer yang mewarnai jalannya pertandingan di dua negara ini berbeda drastis.
Di Myanmar, animo penonton untuk menyaksikan pertandingan--apalagi yang melibatkan tuan rumah--sangat tinggi. Bahkan tiket pertandingan pertandingan Myanmar melawan Malaysia habis terjual.
Nasib bertolak belakang dialami oleh Filipina. Negara yang populer dengan olahraga basket ini, gagal menciptakan atmosfer yang menarik selama penyisihan Grup B. Stadion tidak pernah penuh, bahkan saat tuan rumah bertanding.
Â
Â
Â
Â
Â
Â