Sukses

4 Pesilat Cantik Kelas Dunia

Di luar arena, mereka mampu mengecoh orang-orang di sekitarnya.

Liputan6.com, Jakarta Seni beladiri pencak silat semakin dikenal luas di dunia. Tak hanya negara-negara yang memiliki kaitan dengan rumpun melayu, olahraga asli Tanah Air ini juga merambah hingga ke Eropa, Amerika, bahkan Afrika.

Setidaknya ini terlihat pada Kejuaraan Dunia dan Festival Pencak Silat yang berlangsung, Denpasar, Bali 3-8 Desember 2016. Sebanyak 40 negara ikut ambil bagian, termasuk Inggris, Amerika Serikat, Prancis, hingga Belanda.

Di arena laga, para pesilat tampil garang. Mereka mengeluarkan kemampuan terbaiknya demi merebut medali emas dan menyandang status sebagai juara dunia. Tak hanya di nomor tanding, pesilat yang mengikuti nomor seni TGR (Tunggal, Ganda, Regu) juga berusaha tampil maksimal demi memikat perhatian para juri.

Pesilat-pesilat wanita juga tak kalah memukau. Selain oleh 'jurus-jurus' yang diperagakan di arena laga, sebagian juga membius penonton lewat parasnya yang menawan.

Kecantikan mereka kian kentara saat menghadiri pesta malam perpisahan digelar di Hotel Inna Beach, Sanur, 3 Desember 2016. Dengan sedikit riasan di wajah, kesan garang di arena pertandingan seketika hilang.

Berikut ini 4 pesilat cantik yang tampil di Kejuaraan Dunia ke-17 di Bali:

2 dari 5 halaman

1. Nurul Suhaila

Selintas tidak ada yang bakal menyangka wanita berusia 21 tahun ini adalah atlet beladiri. Wajahnya yang cantik mampu mengecoh orang-orang di sekitarnya. Namun di arena laga, Nurul merupakan atlet pencak silat yang disegani di dunia.

Tampil di nomor tanding kelas D pada Kejuaraan Dunia Pencak Silat ke-17, Nurul berhasil meraih perunggu. Langkahnya terhenti di tangan wakil Indonesia, Selly Adriati yang akhirnya keluar sebagai juara.    

Nurul mulai berkenalan dengan silat sejak berusia 6 tahun.  "Awalnya lihat abang, kemudian saya tertarik juga," katanya.

"Saya suka tantangan. Dan pencak silat itu menantang," bebernya.

Sebelum tampil di Bali, Nurul juga telah memperkuat negaranya di SEA Games 2015 lalu. Saat itu dia berhasil menembus final tapi gagal merebut emas. Dan lagi-lagi, Nurul kalah dari Selly.



"Masih penasaran juga. Selly memang pesilat bagus. Dia punya teknik yang bagu juga. Tapi saya akan fokus menghadapi SEA Games 2017," kata Nurul.  
 
Selain pencak silat, jebolan politeknik komunikasi massa ini juga punya hobi lain. "Saya suka dandan dan menyanyi," katanya.

3 dari 5 halaman

2. Sarah Tri Monita

Baru pertama kali tampil di Kejuaraan Dunia tidak membuat wanita kelahiran 31 Mei 1995 ini berakhir jadi penggembira. Sebaliknya, tampil lepas sepanjang pertandingan membuatnya berhasil keluar sebagai juara dunia.

Pesilat yang kuliah di dua universitas ini telah jatuh cinta kepada silat sejak kelas 1 SD. Kebetulan di sekolahnya ada kegiatan ekstra kurikuler beladiri asli Indonesia itu.

"Sejak kecil saya memang suka beladiri," kata Sarah.



Di luar arena, Sarah terlihat imut-imut. Wajahnya kekanakan dengan senyuman yang ramah. Namun bila sudah berhadapan dengan lawan, jangan harap Sarah bakal tampil penuh kelembutan.

Sejumlah prestasi telah diraihnya. Mulai juara ASEAN University Games hingga runner up PON Jabar 2016 lalu.

Dia kemudian lolos seleknas untuk mewakili Indonsia ke Kejuaraan Dunia Pencak Silat ke-17. Sarah tampil di tanding kelas C dan sukses merebut emas usai mengalahkan pesilat Vietnam, Vietnam, Hoang Thi Loan dengan skor 5-0.

"Selanjutnya terget saya adalah SEA Games 2017," kata pesilat wanita yang hobi menyanyi itu.

4 dari 5 halaman

3. Lisa Maartens


Wanita asal Belanda ini mulai berkenalan dengan pencak silat sejak anak-anak. Awalnya, orang tuanya ingin putrinya membekali diri dengan beladiri. Kebetulan ibunya dulu ternyata pernah berlatih pencak silat.

"Saya lalu diarahkan untuk berlatih olahraga ini untuk jaga diri," katanya.

Lisa lalu bergabung dengan Satria Muda Nusantara, perguruan asal Sumatera Barat yang punya cabang di Belanda.

Namun tidak mudah bagi Lisa untuk mendalami ilmu pencak silat di Negeri Kincir Angin, apalagi menjadi atlet. Sebab untuk itu, dia harus mengeluarkan biaya sendiri.



"Tampil di Kejuaraan Dunia ini saja kami pakai biaya sendiri. Tidak ada bantuan dari pemerintah ataupun pihak lain," kata Lisa menjelaskan.

Meski munim suport, Lisa tak menolak saat mendapat undangan tampil di Kejuaraan Dunia Pencak Silat ke-17 yang berlangsung di Bali. Sayang langkahnya tidak jauh. Pesilat berusia 22 tahun ini sudah gugur di ronde pertama. Turun di nomor tanding kelas C, Lisa kalah dari pesilat Filipina.

"Ini kali pertama saya ikut kejuaraan silat dunia. Meski kalah, banyak yang saya pelajari pada kejuaraan ini," beber Lisa.

Selain sebagai atlet pencak silat, Lisa ternyata punya kemampuan menarik lainnya. Ya, wanita kelahiran Amsterdam, 3 Maret 1994 ini juga penati andal. "Saya lulusan akademi menari," ujarnya sembari tersenyum.

Setelah gagal di kejuaraan dunia, Lisa tidak berhenti menjadi pesilat. Sebaliknya, dia berniat untuk kembali tampil pada kejuaraan Eropa 2017.

5 dari 5 halaman

4. Nguyen Thi Thuy


Badannya penuh tato. Sepintas, sepintas wanita berusia 26 tahun ini terkesan galak. Namun Thi Thuy sosok pemalu. Untuk memotretnya saja butuh beberapa jurus demi menbangkitkan rasa percaya dirinya.

Thi Thui sudah mengenal silat sejak usia 16 tahun. Dia mengaku tertarik dengan olahraga ini karena suka tantangan. "Saya ingin terkesan kuat dan saya memang suka tantangan," kata wanita yang baru dua bulan menikah itu.

Thi Thui tampil di nomor seni. Pada Kejuaraan Dunia Pencak Silat yang berlangsung di Thailand tahun lalu, dia berhasil merebut emas nomor tunggal. Medali yang sama juga diraih di Asian Beach Games 2016 untuk nomor regu. Sayang, dia gagal mengulangnya pada Kejuaraan Dunia 2017. Tampil di nomor tunggal, Thi Thui harus puas meraih medali perak.



Selain atlet silat, Thi Thui ternyata juga berstatus mahasiswi. Dia masih kuliah di salah satu Universitas Olaraga di negaranya, Vietnam.

Uniknya, Thi Thui suka merajah tubuh. Setidaknya sudah ada tujuh tato yang terukir di badannya. Salah satunya menghiasi pergelangan tangannya.

"Ini lambang cinta," katanya. "Di punggung masih ada gambar Buddha. Saya memang senang tato," ujarnya tersenyum.

Selanjutnya, Thi Thui akan mempersiapkan diri menghadapi SEA Games Malaysia 2017. Dia bertekad ingin merebut emas pada hajatan itu.