Liputan6.com, Bali Peluh bercucuran dari badannya yang kurus. Namun, air mukanya menyiratkan jika ia masih memiliki semangat untuk terus menggowes sepedanya menjelajahi Nusantara. Lugiman, anak muda kelahiran 26 Mei 1997. Pemuda asal Karangasem RT 01 RW 03, Jomboran, Klaten tengah, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah menceritakan ihwal dirinya 'nekat' mengelilingi Indonesia hanya menunggangi sepeda.
‎
Tak ada niat apapun dari pria yang karib disapa Ugi itu bekeliling Indonesia selain cari tantangan. ‎Satu hal yang jadi pendorongnya adalah menyaksikan klub idolanya, Persija Jakarta berlaga. Sejak setahun lalu, Ugi mengayuh sepedanya ratusan kilometer untuk menyaksikan Macan Kemayoran. Terbaru, dia bersepeda dari Klaten ke Tenggarong, Kalimantan, kala Persija melakoni laga kontra Mitra Kukar.
Baca Juga
Advertisement
"Setidaknya saya butuh waktu 15 hari untuk sampai Tenggarong," kata Ugi saat ditemui Liputan6.com di Kuta, Bali, Selasa (13/12/2016).
Tak puas sampai di sana, ‎Ugi kini telah berada di Pulau Bali untuk menyaksikan laga penutup Persija Jakarta kontra Bali United pada 17 Desember 2016. Lagi-lagi, dari Kalimantan hingga ke Bali, Ugi hanya berbekal sepeda yang menemaninya. Ia menempuh perjalanan ribuan kilometer itu dalam tempo 15 hari. Tak sedikit kisah haru dan lucu dari pria yang bekerja sebagai buruh tani di desanya itu.
Dikejar Kera
Saat memutuskan berangkat ke Bali, ia menyusuri Hutan Berau di Samarinda. Malam hari ia melintasi hutan rimba itu seorang diri.
Sial, di tengah hutan ia dikejar sekawanan kera. "Ada banyak keranya, saya dikejar-kejar sampai mau pingsan. Untung ada mobil pickup lewat, saya minta tolong. Selamat saya," ucap Ugi sambil tersenyum mengingat pengalamannya tersebut.
Selebihnya perjalanan lancar. Namun petaka kembali menghampiri kala ia sampai di daerah Tabanan, Bali.‎ Kelahar sepedanya pecah. Hari itu masih pagi. Terpaksa ia menuntun sepedanya. Tak tanggung-tanggung, Ugi menuntun sepedanya sejauh 15 kilometer. Sialnya, hujan lebat turun. "Lagi-lagi mobil pickup menawarkan bantuan. Saya ikut sampai Tabanan kota," katanya.
Dari Kalimantan ke Bali, Ugi menghabiskan biaya sebesar Rp550 ribu. Untuk menyeberang menggunakan kapal laut ia merogoh kocek Rp130 ribu. Sementara untuk biaya makan Ugi menghabiskan Rp 147 ribu. Sementara sisanya untuk membetulkan sepedanya yang rusak.
Bukan tanpa harapan Ugi rela ke Bali hanya untuk menyaksikan tim oranye berlaga. Pria yang mengidolakan Bambang Pamungkas dan Ismed Sofyan itu berharap klub kebanggaannya bisa meraih poin maksimal. "Saya suka Persija dari kecil. Saya berharap di pertandingan terakhir melawan Bali United Persija bisa memenangkan pertandingan," katanya.
‎
Advertisement
Sempat Dilarang Orangtua
Ayah ibunya, Parman dan Poniyem melarang keras anaknya menyaksikan Persija dengan menggowes sepeda. Namun, keinginan kerasnya meluluhkan hati keduanya. "Mereka akhirnya luluh dan men-support saya.‎ Saya dapat uang untuk menyaksikan Persija dari uang hasil sawah. Saya tabung uangnya, begitu ada kesempatan, saya pakai tabungan saya untuk menyaksikan Persija," tuturnya.
‎
‎Ugi, jebolan SMK Negeri 1 Trucuk tahun 2015, akan kembali menggowes kembali ke kampung asalnya usai timnya berlaga. "Selesai pertandingan saya langsung pulang ke kampung," ucap Ugi yang menghabiskan masa SMP di MTS Negeri Mlinjon dan SDN 3 Jombang itu.
‎Adi, seorang The Jakmania yang tinggal di Bali mengaku salut dengan perjuangan Ugi. Sebagai sesama fans Persija, ia pun rela menampung Ugi bermalam hingga keinginannya menyaksikan Persija terpenuhi. "Ya, salut, bangga sekaligus senang dengan semangat dan perjuangan Ugi yang menggowes sepeda untuk menyaksikan Persija berlaga. Semoga perjuangan Ugi didengar dan dilihat oleh penggawa Persija dan menghadiahinya kemenangan ketika melawan Bali United nanti," kata pria yang tinggal di Jalan Pulau Galang, Gelogor Carik, Denpasar itu. ‎