Liputan6.com, Jakarta Bek Persib Bandung, Tony Sucipto sempat merasakan atmosfer laga final Piala AFF pada tahun 2010 lalu. Saat itu dalam partai puncak, Tim Nasional Indonesia harus takluk dari Malaysia.
Enam tahun berlalu, skuat Garuda memiliki kesempatan untuk melepas kutukan tidak pernah menjuarai ajang dua tahunan itu meski telah empat kali melaju ke final pada 2000, 2002, 2004 dan 2010.
Baca Juga
Tony mengaku dalam laga final bukan teknik yang menjadi penentu. Menurutnya faktor mental adalah hal paling penting dalam laga final.
"Sekitar 50 persen itu oleh mental karena mental lebih banyak yang menentukan. 50 persen lainnya itu baru teknik, fisik, taktik pelatih. Tinggal mental mau juara satu atau dua," kata dia, Selasa (13/12/2016).
Disinggung soal tekanan sendiri, pemain serba bisa itu menjelaskan laga semifinal menjadi pertandingan paling menguras energi.
"Sebetulnya kalau tekanan di final itu tidak terlalu besar karena lebih luar biasa di semifinal dan menguras energi. Cuman timnas sekarang tekanan bisa mengatasi itu buktinya waktu di Vietnam mereka luar biasa," kata dia.
Mantan pemain Sriwijaya FC ini mengatakan jika sang lawan, Thailand sedikit lebih unggul dan tim asuhan Alferd Riedl harus memanfaatkan laga kandang sebaik-baiknya.
"Saya optimistis di kandang bisa menang. Selain itu kita ada pelatih Alferd dia pelatih yang tegas, disiplin tapi dia kelihatan cuek tapi memperhatikan. Dia enggak mau urusan dari luar dan minta fokus di tim."
"Mungkin Thailand tim sepakbola bagus profesional kuat buktinya sepakbola mereka maju dan kita sedang menuju kesana. Tapi prediksi di Indonesia kita bisa menang," kata Tony.
Advertisement