Liputan6.com, Jakarta Timnas Indonesia baru saja pulang berjuang dari Piala AFF 2016. Meski gagal menjadi juara, banyak pihak yang memuji performa anak asuh Alfred Riedl. Sanjungan juga diberikan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi.
Menpora mengaitkan perjuangan Timnas Indonesia di Piala AFF 2016 sebagai bentuk aksi memperingati Hari Bela Negara yang jatuh pada 19 Desember 2016. Seperti diketahui, Timnas Indonesia mampu mengubah sesuatu dari yang tidak mungkin menjadi mungkin.
Baca Juga
Advertisement
"Perjuangan Boaz Solossa dan Timnas lainnya di Piala AFF juga merupakan salah satu bentuk Bela Negara yang patut kita apresiasi. Mereka menunjukkan bahwa sepak bola bukan sekadar permainan, tapi pembangkit nasionalisme dan pemersatu dari keberagaman negeri," kicau Menpora di akun Twitter.
Ya, tak ada yang berpikir Timnas Indonesia akan melaju ke final jika melihat mepetnya waktu persiapan yang didapat. Pasca lepas sanksi FIFA, Riedl baru bisa membentuk skuat mulai Agustus 2016. Artinya, ia hanya memiliki waktu tiga bulan untuk mempersiapkan tim.
Hebatnya, mereka tetap mampu menciptakan kejutan hingga melaju ke final. Sayang, kejutan itu tak berlanjut setelah mereka kalah agregat 2-3 dari Thailand di final. Kutukan Timnas Indonesia di final Piala AFF pun berlanjut.
Kembali Runner-up
Seperti diketahui, butuh perjuangan keras bagi Timnas Indonesia untuk bersaing di Piala AFF 2016. Sialnya, perjuangan keras di laga leg kedua final Piala AFF 2016 kontra Thailand tak membuahkan hasil.
Kekalahan 0-2 di Rajamangala Stadium tersebut membuat Timnas Indonesia defisit agregat 2-3 dari Thailand. Untuk kali kelima Timnas Indonesia hanya bisa mengakhiri laga final Piala AFF dengan status runner-up.
Empat kesempatan sebelumnya yang juga gagal dimaksimalkan adalah pada Piala AFF 2000, 2002, 2004, dan 2010. Lucunya, kekalahan pada final Piala AFF 2000 dan 2002 juga didapat Timnas Indonesia dari Thailand.
Advertisement