Sukses

Hijrah ke Ducati, Alasan Jorge Lorenzo Melempem di MotoGP 2016

Jorge Lorenzo akan memulai MotoGP 2017 dengan menunggangi motor Ducati.

Liputan6.com, Jakarta Berstatus sebagai juara bertahan, Jorge Lorenzo, pembalap Movistar Yamaha, malah terlihat tak memiliki kekuatan untuk bersaing di MotoGP 2016. Hal itu terlihat dari performa X-Fuera sepanjang musim.

Di musim 2015, Lorenzo memenangkan MotoGP setelah terlibat persaingan sengit dengan rekan setimnya, Valentino Rossi. Berbeda dengan apa yang diperlihatkan Lorenzo di musim lalu. Ia seperti ogah-ogahan membalap dengan membawa nama Yamaha.

Seperti diketahui, pembalap asal Spanyol itu mengejutkan banyak pihak ketika mengumumkan kepindahannya ke Ducati pada April 2016. Padahal, saat itu musim 2016 baru saja dimulai. Itu yang dinilai Lin Jarvis, bos Yamaha, sebagai penyebab utama performa buruk Lorenzo.

"Fakta bahwa Jorge mengumumkan kepindahannya di awal musim, sulit untuk mengatakan dan menilai apa efek yang didapat, tapi yang pasti itu adalah gangguan. Tak ada keraguan dengan hal itu. Pikiran Anda memang 95% terfokus pada pekerjaan. Namun, 5% sisanya sudah berpikir soal masa depan," kata Jarvis seperti dikutip Autosport.

Akibat terlalu terburu-buru mengumumkan kepindahannya ke Ducati, Jorge Lorenzo pun seakan sudah setengah hati menunggangi motor Yamaha. Hal itu mulai terlihat usai ia menjuarai MotoGP Italia di Sirkuit Mugello, 22 Mei 2016.

2 dari 2 halaman

Statistik Lorenzo



Sejak itu, hanya satu kemenangan yang direngkuh pembalap berusia 29 tahun itu. Kemenangan itu juga baru didapat pada seri pamungkas MotoGP Valencia. Sebelum itu, ia hanya bisa merebut empat podium dari 10 balapan.

Bahkan, ia sempat finis di urutan ke-10, ke-15, dan ke-17. Akibatnya, ia harus puas finis di posisi ketiga klasemen pembalap dengan koleksi 233 poin, terpaut 16 angka dari The Doctor.

"Saya tak bisa mengatakan apa pengaruh langsung yang dirasakan. Tapi, akan lebih muda bagi tim menjalani musim ketika Anda tahu bahwa pembalap Anda akan bertahan di sini untuk musim depan. Saya pikir akan lebih muda pula bagi pembalap," jelas Jarvis.