Sukses

Laga ke-600 Buffon Bersama Juventus Berakhir Kecewa

Juventus kalah dari AC Milan di laga Piala Super Italia jadi penyesalan Buffon.

Liputan6.com, Milan - Penjaga gawang kawakan Juventus, Gianluigi Buffon, sangat menyesal karena pertandingan ke-600 yang ia lakoni bersama Nyonya Tua berakhir dengan kekalahan. Pada pertandingan Piala Super Italia, Jumat malam, Juventus harus mengakui keunggulan AC Milan di Doha, Qatar.

Pada pertandingan itu, Juventus kalah dalam drama adu penalti, 4-3, setelah bermain imbang 1-1 hingga babak perpanjangan waktu. Buffon gagal membendung para algojo Milan sehingga gawang Juventus kebobolan empat kali.

"Milan pantas menang. Mereka bermain sangat bagus, melakukan banyak usaha," ujar Buffon kepada Juventus TV.

Padahal, pada pertandingan tersebut, Buffon berkesempatan untuk mencetak sejarah sebagai pemain pertama yang memenangkan tujuh kali Piala Super Italia. Namun karena gagal, perolehannya tetap sama dengan Dejan Stankovic, yang sama-sama enam kali mengangkat trofi Piala Super Italia.

"Penyesalan itu semakin terasa. Itu sangat mengecewakan. Apalagi kami tak seharusnya membiarkan pertandingan sampai berlama-lama," katanya.

Kekalahan Juventus kali ini bak pengulangan dari apa yang mereka alami dua tahun lalu saat menghadapi Napoli di ajang yang sama dan tempat yang sama, di mana skor saat itu berkesudahan 1-1, lalu Juventus kalah adu penalti.

"Penyesalan ini rasanya seperti dua tahun lalu di mana kami sudah unggul lebih dulu dalam adu penalti, tapi kemudian kalah," ucap Buffon.

Buffon pun enggan menerima dalih pelatih yang menyebut bahwa Juventus kalah karena kelelahan.

"Saya tidak berpikir demikian, karena kami hanya 10 pertandingan lebih banyak (karena keikutsertaan di kompetisi level Eropa) dan skuat kami sudah terbiasa dengan itu," katanya.

"Kami benar-benar tidak mengerti kenapa kami kalah. Padahal di 25 menit pertama kami sangat mendominasi. Kami punya peluang, begitu juga mereka. Tahun 2016 ini berakhir dengan cara yang sungguh tidak kami inginkan," Buffon mengakhiri.

(Abul Muamar)