Sukses

Piala Super Italia, Jalan AC Milan Kembali Sukses

AC Milan berubah dari kesebelasan unggulan menjadi semenjana setelah prestasinya terus menurun.

Liputan6.com, Jakarta AC Milan akhirnya berhasil mengakhiri puasa gelar selama lima musim, usai meraih trofi pertamanya musim ini.  Rossoneri sukses merebut gelar juara Piala Super Italia setelah mengalahkan Juventus lewat drama adu penalti 4-3 (1-1) di Jassim Bin Hamad Stadium, Doha, Sabtu (24/12/2016) dinihari WIB.

Bagi Milan, ini adalah gelar juara ketujuh atau yang pertama setelah 2011. Mereka kini sejajar dengan Juventus sebagai pemilik terbanyak trofi di ajang ini.

Sukses ini juga jadi lebih bermakna, karena mereka berhasil dua kali mempecundangi si Nyonya Tua. Sebelumnya, Milan sudah mengalahkan Juve di Serie A pada Oktober lalu

Pelatih Milan Vincenzo Montella secara khusus mempersembahkan trofi ini untuk Presiden Milan Silvio Berlusconi. "Kita tahu betapa dia peduli tentang trofi ini dan kami mendedikasikan kepadanya," ucapnya.

Kemenangan AC Milan di ajang ini, memang terasa sangat istimewa. Pasalnya, salah satu klub besar Italia ini, sudah cukup lama dalam periode paceklik gelar. Terakhir kali mereka mengangkat trofi yakni ketika menjadi kampiun Serie A Italia musim 2010/11 lalu.

Musim lalu AC Milan hanya menempati peringkat ketujuh klasemen akhir Serie-A. Pencapaian ini sangat memukul pihak-pihak yang terkait dengan klub ini.

Banyak faktor menjadi penyebabnya. Selain tim yang tidak stabil karena pergantian pelatih yang kerap terjadi, Milan juga tidak lagi memiliki sumber dana yang melimpah seperti era satu dekade yang lalu.

Mantan pelatih AC Milan, Arrigo Sacchi, mengecam kinerja manajemen yang mengakibatkan bekas klubnya kini mengalami keterpurukan.


2 dari 3 halaman

Konsorsium Tiongkok

Buruknya kinerja manajemen Milan ternyata berdampak sangat besar. Pemilik klub Silvio Berlusconi bahkan harus menjual sahamnya kepada konsorsium asal Tiongkok.

Kesulitan dana juga menjadi alasan utama penjualan Milan oleh Berlusconi. Tercatat, tahun lalu saja keuangan Milan mengalami defisit senilai 93 juta euro.

Dikabarkan Reuters dan La Gazzetta dello Sport, Berlusconi telah menandatangani kontrak penjualan tersebut, senilai 700 juta euro (termasuk utang-utang yang ditanggung). Proses ini secara efektif akan mengakhiri masa kepemimpinan Berlusconi bersama Milan yang telah berlangsung 30 tahun terakhir.

Beslusconi mengatakan, proses penjualan klubnya itu tinggal menunggu birokrasi yang berlaku di Tiongkok. "Ada banyak pembahasan mengenai tenggat waktunya," ujar Berlusconi.

Berlusconi telah sepakat untuk menjual klub yang telah dipimpinnya sejak 1986 itu, namun kabar berembus proses penjualan terkendala di pembayaran. Dikabarkan, pihak konsorsium Tiongkok tidak dapat memenuhi tenggat waktu pembayaran yang ditetapkan, yakni 13 Desember 2016.

3 dari 3 halaman

Pergantian Pelatih

AC Milan dikenal sebagai salah satu kesebelasan terkuat di Eropa. Total tujuh gelar Liga Champions Eropa membuktikan bahwa mereka bukanlah sosok figuran di persepakbolaan benua biru. Namun, dalam beberapa tahun terakhir prestasi Milan anjlok. Bukan hanya gagal bersaing di kompetisi Eropa, meraih tiket ke Liga Champions atau Liga Europa pun tak mampu.

Imbas penurunan prestasi tersebut, Milan berubah dari kesebelasan unggulan menjadi semenjana. Banyak kalangan menyebut masalah ini juga dampak dari pergantian pelatih.

Mulai dari Clarence Seedorf, Filippo Inzaghi, dan Sinisa Mihajlovic. Setelah itu datang pelatih anyar Cristian Brocchi. Namun, tak lama kemudian Rossoneri menunjuk eks bos Sampdoria, Vincenzo Montella, sebagai pengganti Brocchi.

Montella menilai ada yang salah dengan Rossoneri. Montella pun berjanji akan segera memperbaikinya.

Dia kemudian menyusun rencana untuk membangkitkan prestasi I Rossoneri musim depan. Mantan arsitek Fiorentina ini bakal mengusung formasi 4-3-3.

Hasilnya? Milan kini sudah menunjukkan lagi performa terbaiknya. Pelan-pelan mereka mulai menapaki papan atas klasemen sementara. Kini, Milan menempati posisi ke-55 dengan 33 poin.

Montella menuturkan, Milan mengalami banyak peningkatan. "Semangat bisa menjadi senjata kami. Kami perlu sikap yang benar untuk bermain dengan antusias dan mental yang tepat,” ucap Montella.