Sukses

Terancam Tak Balapan, Ini Komentar Pihak Rio Haryanto

Rapor terbaik Rio Haryanto di musim 2016 adalah finis di posisi ke-15 GP Monaco.

Liputan6.com, Jakarta Pertamina baru saja menarik diri dari statusnya sebagai sponsor Rio Haryanto. Keputusan tersebut diambil Pertamina saat Rio tengah berjuang untuk mendapatkan tim yang bisa menampungnya di Formula 1 2017.

Seperti diketahui, Pertamina sudah menjadi sponsor utama Rio Haryanto sejak masih berkiprah di GP3 Series pada 2010. Saat itu kerjasama antara pihak Rio dan Manor sudah terjalin. Namun, pembalap asal Indonesia itu sempat meninggalkan Manor ketika berlaga di GP2.

Kala itu, Rio sempat memperkuat tim Barwa Addax, Caterham, dan Campos Racing. Kolaborasi keduanya kembali terjalin saat Rio memutuskan untuk masuk dalam kontestan Formula 1 2016. Sayang, kiprahnya sebagai pembalap utama Manor hanya bertahan 12 seri.

Permasalahan dana membuat Rio harus turun kasta menjadi pembalap cadangan Manor. Itu mengapa pihak Rio begitu sibuk mencari tim baru jelang Formula 1 2017 bergulir. Sayang, peluang Rio untuk kembali kini terancam seiring keputusan Pertamina.

Setelah mengonfirmasi keputusan Pertamina menarik diri, Indah Pennywati selaku ibunda Rio Haryanto juga meragukan peluang putranya di musim 2017. "Saya belum tahu, sepertinya tidak balapan," kata Indah saat dihubungi Liputan6.com.

2 dari 2 halaman

Kiprah Rio Haryanto



Di musim 2016, Pertamina memberikan sokongan dana untuk Rio sebesar 5 juta euro. Saat itu kesepakatan yang terjalin dengan Manor menjadikan Rio sebagai pay driver. Nilai kesepakatan kedua pihak mencapai 15 juta euro.

Sayangnya, pihak Rio dan Pertamina hanya bisa menyetor 8 juta euro kepada Manor. Setelah mencapai batas akhir pembayaran, Manor pun menggeser Rio dari kursi pembalap utama usai GP Jerman 2016. Perannya sejak itu digantikan Esteban Ocon.

Sebelumnya, sempat beredar kabar ada beberapa tim yang siap menampung Rio. Selain Manor, nama pembalap kelahiran 22 Januari 1993 itu juga dikaitkan dengan Sauber, Renault, hingga Mercedes. Kini, peluang tersebut dipastikan mengecil seiring keputusan yang diambil Pertamina.