Liputan6.com, Manchester - Raheem Sterling seperti hidup kembali di musim ini ketika Manchester City dilatih Josep Guardiola. Kualitas pemain 22 tahun itu sebenarnya cukup di atas rata-rata, khususnya untuk sesama pemain asal Inggris lainnya.
Baca Juga
Advertisement
Tidak heran jika pemain kelahiran Kingston, Jamaika, itu menjadi pemain Inggris termahal saat direkrut City dari Liverpool di musim panas 2015/16. Sayang, pada musim lalu penampilan Sterling tidak segemilang musim terakhirnya bersama The Reds, terutama di Liga Primer Inggris.
Bersama Manuel Pellegrini (manajer City sebelumnya), Sterling mengemas enam gol dan dua assist. Beda tipis dengan musim 2014/15 dengan torehan tujuh gol dan delapan assist. Puncaknya, pemain 20 tahun itu tidak bisa membantu Timnas Inggris pada Piala Eropa 2016 lalu dan menerima banyak kritikan.
Cerita berbeda terjadi di musim ini. Di tangan Guardiola, Sterling sudah mencetak lima gol dengan enam assist dalam 16 laga. Hampir sama dengan satu musim penuh 2015/16.
Seperti dilansir Squawka, belakangan diketahui, Guardiola punya cara tersendiri untuk menemukan kembali performa terbaik pemain yang bisa tampil di beberapa posisi menyerang itu. Berikut caranya:
Bebas berlari di antara pemain lawan
Pemain berkualitas seperti Sterling diberikan tanggung jawab tertentu di lapangan. Ia kerap menjadi penemu jalan untuk tim di sepertiga akhir lapangan lawan dengan kemampuan menyelinap lewat pertahanan dan mengambil bola melewati lawan. Dengan bermain di sayap, dia memiliki lebih banyak kesempatan untuk berlari.
Lebih Tajam dalam Hasil Akhir
Penempatan Sterling di lini depan Liverpool oleh Manajer Brendan Rodgers karena tak adanya Luis Suarez dan Daniel Sturridge mendapat kritik dari Paul Scholes pada musim 2014/15. Karena, Sterling dianggap bukan tipikal finisher paling predator dalam pertandingan.
Sementara di City, performanya justru meningkat. Kini, Sterling sudah mencetak 0,35 gol per laga bersama Guardiola, dibanding 0,36 gol per laga pada musim terbaiknya bersama Rodgers.
Advertisement
Lebih terlibat di kotak penalti
Di bawah asuhan Rodgers, Sterling mendapat peran baru dengan bermain di belakang Suarez dan Sturridge. Tetapi, tetap harus menjelajah lapangan dengan bermain melebar dan mencoba melewati lawan untuk sampai di sepertiga akhir lapangan.
Di musim ini, dia hanya bermain di sisi kiri dan kanan, serta sayap. Ia juga bermain memanfaatkan luas lebar lapangan untuk masuk ke kotak penalti.
Cocok dengan Sistem Permainan
Sejak Guardiola datang, telah terjadi pergeseran tentang bagaimana tim menciptakan peluang, membangun pergerakan, dan menyerang lawan. Sekali lagi, Sterling tampil untuk pelatih yang ingin mengoptimalkan setiap aspek bagaimana timnya bermain. Sterling muncul di daerah di mana lawan-lawannya tidak menginginkannya, tidak secara kebetulan, tetapi berdasarkan desain.