Sukses

Chelsea Puncaki Klasemen Liga Inggris, Conte Belum Pikirkan Juara

Chelsea saat ini memuncaki klasemen Liga Inggris dengan keunggulan lima angka.

Liputan6.com, London- Manajer Chelsea Antonio Conte belum mau membicarakan kemungkinan timnya menjuarai Liga Inggris 2016/2017. Meski sedang dalam tren positif dan memuncaki klasemen Liga Inggris, Conte melihat persaingan masih terbuka lebar.

Chelsea
saat ini memuncaki klasemen Liga Inggris dengan keunggulan lima poin dari Liverpool yang berada di urutan dua. The Blues berkuasa setelah berhasil memetik 13 kemenangan beruntun.

Eden Hazard dan kawan-kawan berpeluang memperlebar jarak menjadi delapan poin dengan Liverpool di klasemen Liga Inggris jika pada Rabu (4/1/2016) malam mampu menang atas rival sekota Tottenham Hotspur.

Permainan apik Chelsea yang memetik 13 kemenangan beruntun membuat banyak kalangan mulai menjagokan tim asuhan Conte bakal menjadi juara Liga Inggris musim ini.

Namun Conte meminta anak asuhnya tak memikirkan gelar juara pada saat ini karena perjalanan masih sangat panjang. Pria Italia itu lebih senang timnya hanya memikirkan setiap pertandingan yang akan dihadapi.

"Pertama-tama kami harus menang dan menang melawan Tottenham tidak mudah. Jika setelah laga tersebut kami memiliki keunggulan delapan angka, kami akan senang," ujar Conte seperti dikutip dari Sportsmole.

2 dari 2 halaman

Waspada Liverpool dan City

Conte menilai Liverpool dan Manchester City masih punya peluang menyalip Chelsea. Pasalnya tidak mudah meraih kemenangan di Liga Inggris meski saat melawan tim gurem.

"Jika Anda melihat klasemen, kami hanya lima poin lebih banyak dari peringkat dua Liverpool dan tujuh poin dari Manchester City. Liga masih terbuka. Ini baru satu pertandingan di paruh kedua musim."

"Liga Inggris sangat sulit. Dalam setiap pertandingan Anda bisa kehilangan poin. Penting untuk tetap fokus pada setiap pertandingan, apakah Anda melawan Tottenham atau pertandingan lainnya," tegas Conte.
Diego Costa dan kawan-kawan masih memimpin klasemen Liga Inggris. (Reuters/Eddie Keogh)

Video Terkini