Sukses

5 Pemain Asing Terbaik yang Berkibar di Kompetisi Indonesia

5 pemain asing ini pernah harubirukan sepak bola Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Jelang bergulirnya kompetisi resmi ISL 2017, seluruh klub Indonesia berlomba mendatangkan pemain-pemain anyar, tak terkecuali penggawa asing. Namun, klub-klub tersebut harus berkaca dari beberapa legiun impor yang sukses sebelum-sebelumnya.

Kehadiran pemain asing memang bak dua sisi mata pisau. Satu sisi menghambat perkembangan pemain lokal, tetapi lainnya justru menyemarakkan kompetisi. Dan tentu diharapkan, pemain asing bisa mengkatrol permainan tim di kompetisi.

Pemain asing berkualitas tentu bisa mengemban tugas itu dengan baik. Mereka pastinya punya skill di atas rata-rata pemain lokal. Contoh Cristian Gonzales yang kini sudah menjadi warga negara Indonesia. Pemain asal Uruguay ini konsisten cetak gol meski berumur.

Pemain lokal sendiri justru juga bisa belajar banyak dari kehadiran pemain asing. Hal itu yang pernah ditorehkan beberapa legiun asing di bawah ini. Siapa saja?

2 dari 6 halaman

Roger Milla

Roger Milla

Siapa sangka, bintang Piala Dunia 1982,1986 dan 1990 ini mau merumput di Tanah Air. Ya, itu yang dilakukan oleh Milla meski tiba di Indonesia dengan usia 42 tahun.

Milla sendiri sukses bersama Pelita Jaya dan Putra Samarinda. Ya, pemain Kamerun tersebut berhasil mengoleksi 23 gol dari 23 penampilan untuk Pelita!

Hanya semusim, Milla kemudian hengkang ke Samarinda meski catatan golnya jauh menurun, hanya 12 gol dalam 18 penampilan. Tapi, fakta bahwa ia mampu menceploskan dua digit gol dalam semusim tetap saja menunjukkan kehebatannya.

Milla boleh jadi salah satu daya tarik kompetisi lokal kala itu yang sedang bergeliat lewat galatama. Hingga saat ini, belum ada lagi pemain yang pernah tampil di Piala Dunia main di Indonesia.

3 dari 6 halaman

Zah Rahan

Zah Rahan

Zah Rahan menjadi pemain Afrika yang mengilap di kompetisi nasional. Ya, dengan kemampuan individu serta visi yang cemerlang, Zah Rahan bisa dibilang lengkap sebagai seorang playmaker.

Namanya mulai melambung setelah menjadi bintang utama Persekabpas Kabupaten Pasuruan, dan membuat tim kecil itu menjadi kuda hitam mengejutkan di musim 2006. Pemain Liberia ini membawa Persekabpas melaju hingga semifinal Liga Indonesia.

Dia lalu hijrah ke Sriwijaya FC pada 2007. Di sini, pemain asal Liberia ini langsung cetak sukses membawa Sriwijaya FC juara Divisi Utama 2007/08.

Setelah itu, dia juga membawa Laskar Wong Kito hattrick juara Copa Indonesia pada 2007/08, 2008/09 dan 2010. Setelah Sriwijaya FC, Zah Rahan lalu berpetualang ke Persipura Jayapura pada 2010.Di sini, Zah Rahan membawa Persipura dua kali juara ISL pada 2010/11 dan 2012/13.

4 dari 6 halaman

Sinthaweechai Hathairattanakool

Sinthaweechai Hathairattanakool

Persib pernah merasakan jasa kiper timnas Thailand ini selama dua musim, yakni 2006 sampai 2008. Musim pertamanya pada tahun 2006 saat masih berlabel kiper timnas Thailand U-23. Pada musim pertamanya mentas di Liga Indonesia, kiper dengan rambut gondrong sebahu itu telah menjadi pujaan bobotoh, walaupun prestasi tim yang dibelanya jauh dari harapan.

Pada tahun tersebut, Kosin sering menepi karena cedera. Dia juga pernah mengenakan ban kapten saat Charis Yulianto dan Antonio Claudio tidak sanggup menahan tekanan dari bobotoh dan internal tim.

Kemudian kembali ke negaranya dan bergabung bersama Suchao dengan nama yang berbeda, yaitu Sinthaweechai Hathairattanakool.

Setelahnya, Sriwijaya FC berminat mendatangkannya. Bersama SFC, dia sukses meraih gelar ganda, yakni Liga Indonesia dan Piala Indonesia 2007-08, ia juga menyabet gelar pemain terbaik Liga Indonesia di musim tersebut. Dia juga sukses membawa Persipura Jayapura juara ISL pada 2010-11 dan 2013-14.

5 dari 6 halaman

Safee Sali

Safee Sali

Safee Sali pernah menjalani karier gemilang ketika merumput di Indonesia. Datang dan bergabung dengan Pelita Jaya Karawang pada 2011-12, dia sukses mencetak 20 gol dan dengan mengejutkan membawa timnya finis di posisi keenam.

Selama di Indonesia, pemain yang kini membela Johor Darul Takzim ini bermain dalam 72 pertandingan dan berhasil mencetak 56 gol. Mantan pemain Arema itu akhirnya memilih kembali ke Malaysia karena situasi sepak bola di Indonesia yang tidak kondusif karena adanya dualisme kompetisi tahun 2012.

Safee pemain Malaysia pertama yang pernah merumput di Indonesia. Dia pernah dibenci publik Indonesia karena kehebatannya bersama timnas Malaysia di Piala AFF 2010.

6 dari 6 halaman

Fandi Ahmad

Fandi Ahmad

Fandi bisa dibilang menjadi legenda di kompetisi Galatama. Sosok striker asal Singapura itu pernah merumput di Niac Mitra di kompetisi Galatama.

Pemain asing pertama dari benua Asia itu pun langsung unjuk gigi di musim pertamanya. Fandi Ahmad yang jadi pemain terbaik Asia tahun 1996 itu mencetak 13 gol dan berhasil membawa Niac Mitra meraih juara Galatama.

Setelah membela Niac Mitra, Fandi lebih banyak berpetualang ke luar negeri. Dia pernah membela klub asal Belanda, Groningen dan tentunya klub asal Singapura atau Malaysia.

Fandi baru kembali ke Indonesia saat menangani Pelita Jaya sejak 2006-2010. Meski gagal memberi trofi juara, tapi Fandi terkenal karena keberaniannya memainkan pemain muda Indonesia. Egi Melgiansyah diantara beberapa pemain yang berhasil diangkat pamornya. (I. Eka Setiawan)

Video Terkini