Liputan6.com, Madrid - Terlepas berbagai prestasi yang direbut, Real Madrid masih merasa memiliki aib di sejarah mereka. Pemilik gelar terbanyak Eropa itu belum pernah menjadi treble winners.
Madrid pantas frustasi karena sudah ada enam klub Eropa yang melakukannya. Sebanyak empat di antaranya dalam tujuh tahun terakhir. Yang membuat Madrid kesal, musuh bebuyutan mereka Barcelona mencapai kesuksesan itu dua kali pada 2008-2009 dan 2014-2015.
Baca Juga
Sedangkan tim lain adalah Glasgow Celtic (1966-1967), Ajax Amsterdam (1971-1972), PSV Eindhoven (1987-1988), Manchester United (1998-1999), Inter Milan (2009-2010), dan Bayern Muenchen (2012-2013).
"Kami selalu menargetkan tiga trofi sekaligus tiap musimnya. Mengusung ambisi itu, kami selalu memberikan yang terbaik setiap turun," kata kapten Madrid Sergio Ramos, dilansir Soccerway.
Advertisement
Sebatas Double Winners
Madrid sebenarnya berkesempatan melakukannya di masa lalu. Namun, juara Spanyol 32 kali itu terganjal di salah satu ajang. Alhasil mereka harus puas mengemban double winners.
Momen tersebut hadir musim 1956-1957, 1957-1958, 1961-1962, 1979-1980, 1988-1989, dan 2013-2014. Dua di antaranya sangat nyaris.
Pada 1957-1958, Los Blancos menjuarai La Liga dan Piala Champions (asal mula Liga Champions). Sayang, Madrid dikalahkan Athletic Bilbao 0-2 pada final Copa del Generalisimo (cikal bakal Copa del Rey).
Musim 1961-1962, Madrid menjuarai La Liga dan Copa del Generalisimo. Kali ini kekecewaan dirasakan di Piala Champions. Mereka ditumbangkan SL Benfica 3-5 walau Ferenc Puskas mencetak hattrick.
Sedangkan kegagalan terdekat hadir tiga tahun lalu. Madrid memenangkan Copa del Rey dan Liga Champions. Namun mereka terpuruk di La Liga. Cristiano Ronaldo dkk cuma menduduki peringkat 3. Mereka tertinggal tiga nilai di belakang sang juara Atletico Madrid.
Advertisement
Ambisi Puaskan Dahaga
Kini Madrid berharap dapat segera mengakhiri penantian. Mereka dalam posisi baik pada seluruh kompetisi.
Pada La Liga, Los Blancos memimpin tiga angka atas juara bertahan Barcelona. Tapi, mereka bisa menjauh karena mengantongi satu pertandingan. Madrid juga untuk sementara memimpin rekor pertemuan versus Barcelona, setelah mengimbangi Lionel Messi dkk 1-1 di Camp Nou, awal Desember 2016.
Di Copa del Rey, Madrid sudah satu kaki menginjak 8 besar. Mereka dalam situasi nyaman setelah menaklukkan Sevilla 3-0 pada duel pertama perdelapan final. Â
Kesulitan terbesar mungkin hadir di Liga Champions. Walau diunggulkan bakal melewati Napoli, Madrid mesti bersiap menghadapi rakasa Eropa pada putaran berikutnya. Apalagi sejarah juga tidak mendukung. Sejak kompetisi menggunakan nama Liga Champions, belum pernah juara bertahan menduduki takhta tertinggi secara beruntun.
"Kami akan mencoba memenangkan semua turnamen yang kami ikuti. Kami ingin memberi sukacita semua orang yang mendukung tim," tegas pelatih Madrid Zinedine Zidane.