Liputan6.com, Amsterdam - Daftar anak yang melanjutkan jejak sang ayah di lapangan hijau sudah banyak. Kisah beberapa di antara mereka bahkan sudah melegenda.
Sebut saja Paolo Maldini yang mengambil tongkat estafet dari Cesare mengawal pertahanan AC Milan dan Timnas Italia. Ada pula Kasper Schmeichel yang mengawal mistar seperti Peter. Atau Daley Blind yang mengikuti jejak Danny dengan menjadi kapten Ajax Amsterdam.
Baca Juga
Kini generasi baru sudah hadir. Belum menginjak kepala dua, para remaja ini menjadi tumpuan sang ayah untuk terus mengharumkan nama keluarga.
Mampukah mereka melakukannya? Hanya waktu yang bisa menjawab. Namun, sepak terjang mereka patut diikuti. Siapa saja mereka?
Advertisement
Justin Kluivert
Pemuda 17 tahun tahun ini melakoni debut bersama Ajax Amsterdam pada laga melawan PEC Zwolle, Minggu (15/1/2017). Dari namanya, mudah ditebak siapa ayah Justin.
Ya, dialah Patrick Kluivert. Membela Ajax pada 1994-1997, Kluivert senior sukses memenangkan dua titel Liga Belanda dan Liga Champions. Dia juga pernah membela AC Milan dan Barcelona.
Mengisi posisi winger, Justin memainkan peran berbeda dari sang ayah. Namun, hal itu tentu tidak akan mengurangi ambisinya merobek gawang lawan.
Advertisement
Luca Zidane
Setelah ayah dan kakak, Luca berharap dapat segera memperkuat tim utama Real Madrid. Tidak bakal mudah mengingat daftar antrian sangat panjang.
Apalagi Luca mengisi posisi paling sulit digantikan, yakni penjaga gawang. Ketimbang pemain lini lain, kiper harus lebih sabar menunggu karena tempat yang diperebutkan hanya satu.
Sejauh ini, putra kedua Zinedine dan adik Enzo itu terus menimba pengalaman di tim junior Madrid. Luca juga reguler membela tim nasional Prancis di berbagai level usia.
Federico Chiesa
Merangkak di Primavera sebelum akhirnya menembus tim utama Fiorentina. Musim ini dia melesakkan tiga gol di 17 pertandingan.
Meski masih hijau, Federico memiliki insting untuk menjadi striker tajam seperti ayahnya. Federico adalah putra Enrico, mantan striker Timnas Italia era 1990-an.
Enrico besar bersama Sampdoria, Parma, dan Fiorentina serta menjadi bagian skuat Piala Eropa 1996 dan Piala Dunia 1998.
Advertisement
Ianis Hagi
Anak legenda lain yang mengadu nasib di Fiorentina. Tidak perlu dipertanyakan lagi siapa ayah Ianis.
Dialah pesepak bola terhebat Rumania, Gheorghe, yang menjadi pahlawan negara di Piala Dunia 1994. Penampilan impresifnya di Amerika Serikat kemudian berbuah kepindahan ke Barcelona.
Jalan Ianis mengikuti jejak ayahnya masih panjang. Musim ini dia baru sekali dipercaya membela tim senior Fiorentina.