Sukses

3 Target Utama PBSI di 2017

Pengurus baru PBSI menetapkan tiga target utama di 2017.

Liputan6.com, Jakarta Pengurus baru PBSI masa bakti 2016-2020 telah resmi dilantik dan siap untuk menjalankan program pembinaan. Dikepalai Susy Susanti, tim Pembinaan dan Prestasi menetapkan tiga target utama di 2017.

Kejuaraan level premier yang juga merupakan kejuaraan tertua di dunia yaitu All England menjadi sasaran pertama PBSI di tahun ini. All England tahun ini akan berlangsung di Birmingham, Inggris, 7-12 Maret 2017.

Piala Sudirman yang bakal dihelat di Gold Coast, Australia, 21-28 Mei 2017 akan menjadi target kedua. Setelah sekali juara kejuaraan beregu campuran itu pada 1989, Indonesia belum pernah lagi membawa pulang kembali Piala Sudirman ke Tanah Air.

Target ketiga adalah gelar di BWF World Championships 2017 yang tahun ini akan digelar di Glasgow, Skotlandia, pada 21-27 Agustus.

"Untuk 2017 ini kami punya target di All England, Piala Sudirman, dan Kejuaraan Dunia. Saat ini kami sudah mempersiapkan atlet, terutama untuk kejuaraan All England yang paling dekat. Harapannya kita bisa kembali berjaya seperti dulu," kata Susy di Jakarta, Kamis (19/1/2017).

2 dari 2 halaman

Sistem Perekrutan Atlet

Dituturkan Susy, sistem perekrutan atlet kali ini juga berbeda. Susy kembali menghidupkan pembagian kategori atlet utama dan pratama di pelatnas. Pemain utama merupakan pemain yang sudah berlaga di level elit, sedangkan pemain pratama adalah pemain junior yang dipersiapkan untuk regenerasi serta pembinaan jangka panjang.

"Pemilihan atlet pratama dilihat dari kriteria usia, potensi, semangat, dan attitude. Pemain-pemain junior punya waktu yang masih panjang karena usia mereka masih muda, ini menjadi prioritas kami karena kami juga ingin ada regenerasi, paling tidak ada pemain lapis pertama (elit), lapis kedua, dan lapis ketiga," papar Susy.

Di kelas pratama, Susy menyebutkan dua kejuaraan menjadi fokus utama. Pertama, kejuaraan Asia Junior Championships 2017 yang akan berlangsung 1-9 Juli 2017. Ini adalah kali kedua buat Indonesia menjadi penyelenggara kejuaraan paling bergengsi di kelas U-19 tersebut setelah Jakarta menjadi tuan rumah pada 1992.