Liputan6.com, Hakuba - Berkunjung ke Hakuba, Jepang, tidak lengkap rasanya tanpa mencoba sensasi bermain ski es. Meski terbilang sulit, meluncur di atas es bukan mustahil bagi para pemula yang ingin mencobanya.
Liputan6.com mendapat kesempatan merasakan bermain ski es saat mengikuti JENESYS 2016 yang berlangsung sejak 23 hingga 31 Januari 2017. Programi pertukaran pelajar dan pemuda ini digagas oleh pemerintah Jepang bekerjasama dengan lembaga JICE.
Advertisement
Baca Juga
Latihan berlangsung di Hakuba Goryu Iimori, Jumat pagi (27/2/2017) bersama dengan 15 wartawan dan 10 atlet dari Indonesia yang juga mengikuti program JENESYS 2016.
Sebelum bermain ski, para peserta terlebih dulu dilengkapi dengan peralatan yang dibutuhkan. Mulai dari jaket tebal tahan air plus celananya, sarung tangan, topi, sepatu khusus, dan papan ski.
Bagi pemula, pelajaran pertama yang diberikan terdiri dari tiga bagian, melangkah, meluncur, dan berhenti. Meski terlihat sederhana, bukan berarti ketiga bagian ini mudah dilakukan.
"Bagian yang tersulit berhenti, karena kadang kita kadang malah meluncur tak terkendali," ujar Dede Hermawan, wartawan asal Jakarta yang ikut ambil bagian dalam program JENESYS 2016.
Berhenti atau mengerem memang bukan pekerjaan mudah saat bermain ski. Utamanya bagi pemula. Sebab butuh teknik khusus untuk bisa melakukan gerakan tersebut. Saat mengerem, posisi kaki depan dirapatkan dan sebaliknya bagian belakang dibuka lebar.
Gerakan Ski
Posisinya berbentuk segitiga. Namun itu saja tidak cukup. Papa ski baru berhenti bila bagian dalam salah satu kaki dimiringkan sehingga bagian menjadi jangkar penahan papan ski tergelincir.
Gerakan lain yang sederhana tapi penting adalah bangkit usai terjatuh. Bagi yang tidak mengerti tekniknya akan sangat menguras tenaga. Namun ada cara simpel agar bisa bangkit, yakni dengan memposisikan badan sedikit meringkuk dengan kedua papan ski disejajarkan di samping badan. Setelah itu dorong badan ke arah sebaliknya untuk kembali ke posisi tegak. Saat dalam posisi normal, jangan langsung meluncur tapi berhenti dulu hingga badan rileks.
Bagi yang sudah mahir, peserta bisa naik ke puncak yang lebih tinggi menggunakan gondola. Namun tantangan juga lebih tinggi karena jalur yang dilewati lebih curam. Karena itu, yang belum mahir melakukan tiga gerakan dasar ski es tidak dianjurkan naik ke sana.
Di musim dingin, Hakuba memang identik dengan olahraga ski. Di desa yang berada di selatan Jepang itu banyak lokasi bermain ski. Selain Iimori, lokasi lain yang terkenal adalah Hakuba 47. Di sini, lokasinya lebih ekstrem dengan tebing yang lebih curam dan tinggi.
Logan, salah seorang wisatawan asal Australia yang ditemui di lokasi mengaku senang bisa menjajal lintasan Hakuba 47. "Ini kali pertama saya ke sini, dan ya sangat luar biasa," kata Logan. "Kebetulan beberapa waktu lalu, sepupu saya juga ke sini, dan benar di sini sangat enak bermain snow boarding (ski dengan satu papan)."
Logan tidak sendiri. Dia bersama dua temannya. Pria yang bekerja sebagai koki itu ingin kembali lagi ke Hakuba di lain waktu. "Besok kami akan kembali ke Tokyo lalu pulang ke Australia. Tentu saja, bila ada kesempatan kami akan kembali lagi ke sini," ujar Logan. ''
Advertisement
Jadi Identitas
Hakuba memang identik dengan ski es. Di desa yang masuk dalam prefektur Nagano itu, popularitas ski es melonjak usai menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin 1998 lalu. Bahkan menurut catatan pemerintahan desa Hakuba, olahraga ini sempat booming.
Dari letak geografisnya, desa Hakuba memang cocok menjadi arena bermain ski es. Posisinya yang dikelilingi pegunungan Japan Alps membuat banyak tebing yang bisa dimanfaatkan sebagai arena ski.
Tak hanya di siang hari, Hakuba juga menawarkan sensasi bermain ski di malam hari. Salah satunya di arena ski yang berada di Escal Plaza yang terdapat di Hakuba Goryu, Desa Hakuba, Nagano.