Sukses

Madura United dan Cesc Fabregas

Jumlah pemain muda di tim Madura United cukup banyak.

Liputan6.com, Bangkalan - Jelang turnamen Piala Presiden, Madura United masih disibukkan dengan perampingan tim. Perampingan ini fokus pada pemain muda usia di bawah 23 tahun.

Bila melihat aturan PSSI, jumlah pemain muda di tim Madura United cukup banyak. PSSI mewajibkan tiap tim merektut minimal 5 pemain U23 dan harus dimainkan sebagai pemain inti.

Sedangkan di Madura United, jumlah pemain U23 sebanyak 14 orang. Dari jumlah itu hanya dua atau tiga pemain yang telah diikat kontrak, selebihnya masih tahap seleksi.

Meski dipastikan ada perampingan, Manajemen Madura United juga menambah pemain baru U23. Manajer Madura United Haruna Soemitro mengatakan penambahan pemain baru dikhususkan untuk pemain muda kelahiran 1995. "Menyesuaikan aturan PSSI untuk U23," kata dia.

Kalau boleh berharap, mudah-mudahan seleksi kali ini tak banyak membuang pemain muda. Sebagai klub yang baru berusia setahun pada 10 Januari lalu, aturan PSSI itu harus dijadikan momentum membangun fondasi klub menjadi klub yang 'ramah' terhadap talenta muda. Seperti Arsenal di Liga Inggris dan AC Milan di Liga Italia Serie A.

Di Indonesia, belum ada klub yang memberikan tempat istimewa bagi pemain muda. Salah satu dampaknya, saat piala AFF 2016 lalu, pelatih timnas Alfred Ridel kesulitan mencari gelandang.  Dia harus memanggil pemain naturalisasi Stefano Lilipaly.

Bali United memang diisi pemain-pemain muda pada kompetisi ISC lalu. Tapi itu lebih kepada pengaruh sang pelatih Indra Sjafri yang dikenal cermat menilai potensi pemain muda. Madura  United bisa mulai membangun tradisi sebagai pengorbit pemain-pemain muda. Dan kompetisi Liga 1 bisa jadi permulaan.

2 dari 2 halaman

Kisah Cesc Fabregas

Bila tak pindah ke Arsenal, mungkin nasib Cesc Fabregas tak akan secemerlang sekarang andai dia tetap bertahan di Barcelona. Fabregas pindah ke Arsenal pada 2003, saat masih ada Thiery Henry dan Patrick Viera. Usianya baru 16 tahun.

Pelatih Arsenal Arsene Wenger paham betul akan kemampuan Fabregas. Tapi di tahun pertamanya Fabregas belum apa-apa. Kebintangannya masih tertutup oleh Patrick Viera.

Namun ketika Viera dijual, Fabregas langsung dipercaya menggantikan pemain asal Perancis tersebut. Tak butuh waktu lama, saat usianya 21 tahun Fabregas sudah dipercaya sebagai kapten tim.

Kisah ini menunjukkan pemain muda hanya butuh panggung untuk menunjukkan kualitasnya. Mudahan Madura United memberikannya.