3 Pemain Paling Boros Peluang di Liga Inggris

1. Philippe Coutinho (Liverpool)

Liverpool memiliki masalah serius dalam urusan mencetak gol. Dalam lima pertandingan terakhir di semua kompetisi, The Reds empat gol saja. Akibatnya tim polesan Juergen Klopp tercatat belum mengumpulkan kemenangan sekali pun.

Ada satu nama yang pantas dijadikan sebagai biang keladi, yakni Phillipe Coutinho. Gelandang serang asal Brasil itu boleh dikatakan salah satu pemain yang paling banyak membuang kesempatan.

Maklum saja, 32 kali percobaan melakukan tendangan dari luar kotak penalti, Coutinho hanya mampu menceploskan tiga gol saja. Inilah yang merusak permainan Liverpool sehingga mereka terus mengalami kemerotosan di Liga Inggris musim ini.

2. Andros Townsend (Crystal Palace)

Pemain ini dikenal berani dalam melepaskan tendangan dari luar kotak penalti. Dari statistik diketahui jika pemain Crystal Palace itu telah melepaskan 41 kali percobaan tendangan di mana 36 diantaranya dari luar kotak penalti.

Sayangnya, dari sekian banyak tendangan yang dilepaskannya hanya satu yang masuk. Sebagian besar upaya yang dilakukannya melebar atau diblok kiper.

Townsend pun lantas dicap sebagai pemain yang doyan membuang-buang peluang. Pasalnya apa yang telah dilakukannya di musim ini justru membuat Palace terjerembab di juarang degradasi.

3. Paul Pogba (Man Utd)

Sudah tak aneh jika Manchester United punya pemain spesialis yang rajin melepaskan tendangan dari luar kotak penalti. Paul Scholes misalnya, dia dikenal sebagai pemain yang berbahaya ketika si kulit bundar berada di kakinya. Pasalnya dia tidak segan-segan melepaskan tendangan gledek ke arah gawang sambil berharap bola tersebut meluncur deras ke gawang lawan.

Seiring waktu, Setan Merah ternyata mempunyai penerus Scholes yakni Paul Pogba. Bedanya, pemain termahal di dunia itu banyak membuang kesempatan emas untuk mencetak gol.

Buktinya dari 45 tendangan yang dilepaskan Pogba dari luar kotak penalti hanya satu gol saja yang tercipta. Jika dia menuruti perintah Jose Mourinho yang meminta pemain untuk mengubah gaya mendominasi permainan ke hasil, maka seharusnya dia harus mengikuti instruksi sang pelatih. (David Permana)