Sukses

5 Pemain yang Meredup Usai Meninggalkan Serie A

Sebelumnya, mereka merupakan bintang Liga Italia Serie A.

Liputan6.com, Roma - Liga Italia Serie A termasuk salah satu habitatnya pemain kelas dunia. Tak ayal, ketika mereka bermain gemilang, mereka akan diincar klub-klub kaya di luar Italia.

Beberapa di antara mereka menolak meninggalkan Serie A dengan berbagai pertimbangan. Namun, tak sedikit dari mereka yang pergi keluar Italia untuk merasakan pengalaman dan kesuksesan baru. Zinedine Zidane, Thiago Silva, dan Edison Cavani, termasuk pemain yang terus bersinar bersama klub barunya di luar Italia.

Akan tetapi, ada pula di antara mereka yang hengkang dari Serie A justru meredup dan tenggelam. Alvaro Morata, mantan penyerang Juventus adalah contoh paling anyar.

Setelah kembali ke klub lamanya, Real Madrid, striker tim nasional Spanyol itu justru tenggelam. Berikut lima pemain yang pernah bersinar di Serie A namun meredup setelah pergi.

2 dari 6 halaman

Andriy Shevchenko

1. Andriy Shevchenko

Para pecinta sepakbola, khususnya Liga Italia, pasti tahu nama yang satu ini. Ya, mantan striker timnas Ukraina ini pernah begitu berjaya bersama AC Milan di rentang tahun 1999 hingga 2006. Selama masa itu, ia menjadi striker paling ditakuti di Serie A dan di kompetisi manapun yang diikuti Milan.

Di Serie A saja, ia sukses membukukan 127 gol dari 226 pertandingan. Pemain yang sewaktu di Milan bernomor punggung 7 ini mampu mencetak gol dengan kaki kanan, kaki kiri, maupun kepala dengan sama baiknya.

Karier Shevchenko mulai terbenam saat ia pindah ke Chelsea pada Juli 2006. Di bawah asuhan pelatih Jose Mourinho waktu itu, ia lebih sering duduk di bangku cadangan, kalah bersaing dengan Didier Drogba.

Shevchenko sempat mencoba mencuri peruntungan dengan kembali ke Milan dua tahun kemudian, sebagai pemain pinjaman. Namun sayang, ketajaman Shevchenko seakan telah hilang ditelan bumi.

Selanjutnya, karena frustasi dengan masa depannya di Chelsea, ia memilih kembali ke klub lamanya, Dynamo Kyiv dan mengakhiri kariernya di sana pada Juli 2012.

3 dari 6 halaman

Antonio Cassano

2. Antonio Cassano

Antonio Cassano pertama kali mencuri perhatian saat ia bermain untuk Bari pada tahun 1999-2001. Ia kemudian dibeli oleh AS Roma dengan harga mahal saat itu, yakni 28,5 juta euro, dan menjadi salah satu andalan tim ibukota, termasuk dalam menyabet gelar Scudetto pada tahun 2003 bersama Gabriel Batistuta dan Francesco Totti.

Seperti halnya Shevchenko, Cassano langsung padam ketika ia memutuskan meninggalkan Italia. Saat itu, tepatnya pada bursa musim dingin 2006, ia pindah ke klub kaya Real Madrid. Ia menyatakan bahwa bermain di Madrid adalah impiannya.

Namun malang nasib Cassano. Di Madrid, ia gagal menunjukkan kelasnya dan hanya banyak menghuni bangku cadangan. Ia pun kemudian dipinjamkan Madrid ke Sampdoria dengan harapan sang pemain dapat memulihkan kembali performanya.

Segera setelah itu, pasang surut sepak terjang Cassano pun dimulai. Sempat dianggap berguna bagi Sampdoria, ia kemudian berturut-turut hengkang ke AC Milan, Inter Milan, dan Parma dalam kurun waktu satu setiap tahun.

Setelah membela Parma hingga Januari 2015, Cassano seakan pemain tak laku. Ia menganggur selama delapan bulan, sebelum kemudian direkrut kembali oleh Sampdoria dan diberi kontrak hingga Januari 2017. Dan sekarang, pemain 34 itu pun kembali menganggur dan hanya mengurus bayi.

4 dari 6 halaman

Alexandre Pato

3. Alexandre Pato

Pemain berikutnya yang mengalami nasib serupa adalah Alexandre Pato. Sempat digadang-gadang bakal menjadi bintang masa depan AC Milan, Si Bebek--julukan Pato--nyatanya memilih pulang kampung ke Brazil, dan bergabung dengan Corinthians pada musim dingin 2013.

Selama lima tahun membela I Rossoneri (2007-2012), Pato cukup disegani di Serie A. Ketenangannya dalam menggiring bola dan penyelesaian akhirnya yang tenang membuat kiper lawan waswas tiap kali berhadapan dengannya. Selama masa itu, ia menyumbangkan 63 gol dan 18 assist dalam 150 pertandingan.

Sejatinya, karier Pato tak lantas meredup ketika ia memutuskan kembali ke kampung halamannya. Beberapa kali ia juga sempat pindah klub, antara lain ke Sao Paolo dan Internacional. Namun, bermain di Liga Brazil tentu bukan barometer utama seorang pemain dapat mencapai puncak kariernya.

Ia pun selanjutnya kembali ke Eropa, dan bergabung bersama Villareal pada musim panas 2016 dan mencetak enam gol dan empat assist di semua ajang yang diikuti The Yellow Submarine. Namun, baru setengah musim bermain di Spanyol, ia sudah hijrah ke Tiongkok, bergabung dengan Tianjin Quanjian.

5 dari 6 halaman

Ezequiel Lavezzi

4. Ezequiel Lavezzi

Ezequiel Lavezzi pernah bermain untuk Napoli di rentang waktu 2007 hingga 2012. Selama di Naples, pemain timnas Argentina itu bermain gemilang dan menjadi salah satu bintang paling bersinar kala itu.

Tercatat, selama lima tahun membela Napoli, ia menyumbangkan 48 gol dan 60 assist dari 188 pertandingan.

Kecemerlangan Lavezzi pun membuat raksasa Perancis, Paris Saint-Germain kepincut dan memboyongnya seharga 29 juta euro pada musim panas 2012.

Namun, secara perlahan, nama Lavezzi meredup dan akhirnya pada Februari 2017 ia hijrah ke Tiongkok, dan bergabung bersama Hebei China Fortune dengan harga yang merosot menjadi 5,5 juta euro.

6 dari 6 halaman

Alvaro Morata

5. Alvaro Morata

Pemain terakhir yang keluar dari Serie A dan mengalami nasib yang kurang beruntung adalah Alvaro Morata. Selama di Juventus, ia tercatat mencetak 27 gol dari 93 pertandingan.

Setelah dua musim sukses menjadi penyerang nomor satu Juventus, Morata memilih kembali ke klub asalnya, Real Madrid. Ia dibeli kembali oleh Madrid seharga 30 juta euro pada musim panas tahun lalu.

Namun sayang, apa yang terjadi justru tak sesuai harapan. Walaupun cukup sering dimainkan, tetapi ia jarang diturunkan sebagai starter.

Morata juga terbilang jarang mencetak gol. Ia tercatat baru membukukukan 10 gol dari 24 pertandingan di semua kompetisi yang diikuti Madrid, kalah jauh di bawah Christiano Ronaldo yang sudah mengemas 20 gol musim ini.

Kabar terakhir, pemain berusia 24 tahun itu pun menyatakan ingin pergi dari Madrid dan bergabung dengan Chelsea. (Abul Muamar)