Sukses

Asosiasi Sepak Bola Inggris Terancam Senasib dengan PSSI

Anggota parelemen Inggris menuntut Asosiasi Sepak Bola Inggris mereformasi diri.

Liputan6.com, Jakarta Anggota parlemen Inggris (MPs) menuntut asosiasi sepak bola FA segera mereformasi diri. Meski tidak memiliki kekuatan hukum, namun gerakan ini semakin memojokkan asosiasi sepak bola tertua tersebut.

Seperti dilansir Guardian, gerakan ini dimotori oleh Ketua Komisi Olahraga, Media, dan Kebudayaan, Damian Collins. Dari 17 anggota komisi yang dipimpinnya, sebagian besar menyetujui mosi tidak percaya kepada FA.

Menteri Olahraga Inggris, Tracey Crouch, juga mendukung gerakan reformasi terhadap FA. Namun dia menganggap gerakan mosi tidak percaya yang dilancarkan anggota parlemen, prematur. Sebab menurut Crouch, FA masih memiliki waktu memenuhi tuntutan reformasi hingga akhir Maret mendatang.

Crouch juga berkomentar mengenai sejumlah keluhan yang disampaikan anggota parlemen dalam debat yang berlangsung di gedung gewan. Mulai dari  finansial super power Liga Inggris, keadaan tak seimbang dengan fasilitas akar rumput, pemilik klub yang tak kompeten dan berseberangan dengan fans, kurangnya pelatih dari etnis minoritas, dan kegagalan timnas Inggris. 

"Kami hari ini sudah mendengar bagaimana FA jauh tertinggal. Juga tentang orang-orang yang tidak representatif dalam mengelola klub dan mendukung permainan. Ada juga, yang tidak mampu atau mungkin tidak mau untuk membuka cengkeraman kepentingan pribadi. Saya tidak setuju dengan sebagian besar pernyataan itu," kata wanita berusia 41 tahun tersebut.

Crouch juga meminta agar FA diberi waktu hingga sepekan sebelum batas akhir dalam memenuhi syarat-syarat yang diajukan oleh pemerintah. Kegagalan memuhi tuntutan tersebut bakal berimbas pada terhentinya aliran dana dari pemerintah kepada FA yang mencapai puluhan juta pound sterling. 

"Itu tergangtun FA apakah mereka ingin bermain rolet Rusia dengan yang masyarakat," kata Crouch.

Sementara itu, Selasa lalu, Ketua FA, Greg Clarke berjanji akan memenuhi substansi dari tuntutan pemerintah. Dan bila pemerintah tidak mendukungnya, maka dia menganggap dirinya gagal dan bersedia mundur dari jabatannya.

2 dari 2 halaman

Bernasib Seperti Indonesia

Gerakan mosi tidak percaya yang dilancarkan parlemen Inggris juga didukung sejumlah mantan pejabat FA, termasuk mantan kedua Grek Dyke. Hanya saja, upaya ini bakal bertentangan dengan regulasi FIFA yang melarang adanya intervensi dalam bentuk apapun dari pemerintah kepada anggotanya.

Dalam beberapa tahun terakhir, FIFA telah menjatuhkan sanksi kepada anggotanya akibat intervensi pemerintah. Yang masih segar dalam ingatan, tentu saja Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) yang sempat dijatuhi sanksi akibat berseteru dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Indonesia pun sempat terkucil dari sepak bola internasional sebelum sanski akhirnya dicabut pada Mei tahun lalu.

Beberapa negara Timur Tengah juga mengalami hal yang sama. Akibatnya, negara-negara ini tidak bisa ikut kualifikasi Piala Dunia. Bila FIFA menganggap pemerintah mengintervensi FA, bukan tidak mungkin timnas Inggris dilarang tampil di Piala Dunia berikutnya yang akan berlangsung di Rusia tahun depan. 

Â