Liputan6.com, Jakarta - Indonesia mengelar Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada serentak di sejumlah daerah, Rabu (15/2/2017) ini. Salah satunya adalah pemilihan gubernur DKI Jakarta.
Baca Juga
Advertisement
Para peserta Pilkada tak selalu didominasi politikus. Di negara lain, mantan pesepak bola juga mencalonkan diri usai gantung sepatu.
Di Meksiko, misalnya. Cuauhtemoc Blanco terpilih sebagai Wali Kota Cuernavaca pada pemilihan kepala daerah 2015. Mantan pemain Timnas Meksiko baru bisa menjalankan tugasnya pada Januari 2016.
Tak hanya Blanco. Ada sejumlah pesepak bola yang juga terjun ke politik dan ambil bagian dalam Pilkada. Bahkan, ada yang maju dalam pemilihan presiden (pilpres). Siapa saja mereka?
Berikut 4 pesepak bola dunia yang pernah mencalonkan diri sebagai presiden dan kepala daerah yang dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber.
1. George Weah
George Weah merupakan salah satu pemain terbaik dari Afrika. Ia pernah memperkuat sejumlah klub besar Eropa, seperti Paris Saint-Germain, AC Milan, dan Chelsea.
Weah pernah meraih penghargaan Ballon d'Or 1995 dan FIFA World Player of the Year di tahun yang sama. Selain itu, dia juga pernah dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Afrika pada 1989, 1994, dan 1995.
Setelah gantung sepatu, Weah memasuki dunia politik di Liberia. Ia mencalonkan diri sebagai presiden pada 2005. Namun, dia kalah dalam pemilihan babak kedua dari peraih hadiah nobel Ellen Johnson Sirleaf.
Pada 2011, Weah mencalonkan diri sebagai wakil presiden. Tetapi, lagi-lagi dia kalah, dan kali ini dari Winston Tubman. Weah kemudian meraih satu kursi di Senat pada 2014.
Kini setelah 12 tahun, dia bertekad untuk maju kembali mencalonkan diri sebagai presiden. "Setelah mendengar keinginan dari rakyat kami dan melihat nasib (yang mereka alami). Saya ... menyatakan di hadapan Anda sebangsa dan setanah airku dan Tuhan Yang Maha Esa bahwa saya akan mencalonkan diri sebagai presiden negeri yang kita cintai pada pemilihan nasional tahun 2017," kata Weah seperti dikutip dari Reuters.
Advertisement
2. Cuauhtemoc Blanco
Cuauhtemoc Blanco punya pekerjaan baru. Eks pemain Timnas Spanyol itu terpilih sebagai Wali Kota Cuernavaca, Meksiko.
Blanco memenangi pemilihan yang berlangsung 2015 lalu. Namun, pria 42 tahun itu baru akan mulai bekerja pada Januari 2016.
Terpilihnya Blanco tak lepas dari peran Wikipedia. Dilansir Medio Tempo, ia mencontek Wikipedia untuk mengisi Curicculum Vitae (CV) miliknya sebagai salah satu syarat untuk mencalonkan diri. Blanco menyalin data di Wikipedia dan memasukka ke dalam CV-nya.
Menariknya lagi, tidak ada informasi soal akademis atau pengalaman kerja yang berkaitan dengan pencalonan dirinya. Blanco lebih memilih untuk memasukkan data prestasi yang pernah dibuatnya sebagai pesepak bola, seperti 38 gol yang dicetaknya untuk Timnas Meksiko.
3. Sol Campbell
Usai pensiun sebagai pesepak bola pada 2011, Sol Campbell bergabung dengan partai buruh di Inggris. Mantan bek Arsenal itu bertekad untuk menyuarakan perjuangan hak buruh.
Tak hanya itu, Campbell turut menyuarakan persoalan rasial di dunia sepak bola Inggris. Eks bek Timnas Inggris itu kemudian memutuskan untuk ikut serta dalam pemilihan kandidat wali kota London dari Partai Konservatif.
Sayang, nama Campbell tak dimasukan dalam kandidat calon dari Partai Konservatif. Wali kota London akhirnya dimenangkan Sadiq Khan yang juga menggemari sepak bola.
Advertisement
4. Eric Cantona
Eric Cantona pernah mencalonkan diri sebagai Presiden Prancis pada pemilihan umum 2012. Eks pemain Manchester United (MU) membutuhkan sekitar 500 dukungan pejabat terpilih hingga akhir Februari 2012 untuk bisa maju mencalonkan diri.
Untuk memuluskan jalannya, Cantona berkirim surat kepada seluruh wali kota di Prancis. Pria yang dijuluki The King of Old Trafford itu bahwa ia akan memperjuangkan kesamaan sosial jika diberikan kesempatan.
"Saya adalah warga yang berkomitmen. Komitmen itu membuat saya wajib untuk berbicara lantang, lebih serius daripada biasanya, tapi juga tetap mempertahankan rasa tanggung jawab saya, di waktu ketika negara kita tengah menghadapi pilihan sulit untuk masa depannya," tulis Cantona dalam suratnya.
Namun, Cantona tidak bisa memenuhi persyaratan. Ia gagal mengumpulkan sedikitnya 500 tanda tangan pejabat terpilih.