Liputan6.com, Malang - Pelatih PS TNI Mustaqim menyadari para pemainnya butuh jam terbang yang tinggi untuk mengimbangi permainan Arema FC. Pada laga terakhir fase grup Piala Presiden, Kamis (16/2/2017) sore, PS TNI harus kalah dengan skor telak 0-4.
Empat gol yang bersarang ke gawang Dhika Bayangkara dicetak striker Arema Cristian Gonzales (dua gol), Dendi Santoso, dan Esteban Viscarra. Skuat The Army-- julukan PS TNI-- diisi mayoritas pemain junior dianggap masih butuh banyak pengalaman, meski baru saja mengangkat trofi ISC U-21.Â
Advertisement
Baca Juga
"Pelajaran yang berharga untuk PS TNI. Akan ada banyak evaluasi untuk tim ini karena banyak kekurangan. Semoga ada hikmahnya," ucap Mustaqim dalam jumpa pers pasca-pertandingan di Stadion Kanjuruhan, Malang.
Sebelumnya, PS TNI memang sudah dipastikan gugur dari perebutan tiket delapan besar Piala Presiden karena mengantongi dua kekalahan. Di laga pembuka Dimas Drajad dan kawan-kawan kalah tipis 0-1 dari Persija Jakarta dan berlanjut dengan kekalahan di tangan Bhayangkara FC 1-2.
"Secara kualitas kami kalah kelas dari Arema. Anda bisa lihat sendiri hampir 70 persen pemain kami adalah U-21 oleh karena itu kami butuh jam terbang," ucap Mustaqim.
"Ketika gol kedua terjadi kami sedikit panik. Memang mental pemain muda belum terbentuk dan sekali lagi butuh jam terbang," katanya.
Evaluasi Tim
Senada dengan sang pelatih, bek PS TNI Abduh Lestaluhu mengatakan seluruh pemain dan manajemen klub akan mengavaluasi penampilan tim di Piala Presiden. Sebab, turnamen ini menjadi tolak ukur kesiapan mereka menghadapi kompetisi.
"Tim yang kami lawan kelasnya di atas kami. Kami pemain muda, dan kami akan mengevaluasi diri mungkin tambah pemain asing sebagai persiapan Liga 1 nanti," kata Abduh.
Â
Advertisement