Sukses

Ikatan Emosional, Rossi Diharapkan Raih Gelar ke-10

Rossi sudah mengoleksi sembilan gelar juara dunia di tiga kelas berbeda.

Liputan6.com, Jakarta MotoGP 2017 adalah kesempatan bagi Valentino Rossi untuk mewujudkan ambisi terbesarnya. Semua orang tahu bahwa The Doctor menginginkan gelar juara dunia ke-10 sebelum memutuskan gantung helm.

Di usia yang sudah menginjak 38 tahun, Rossi tengah berpacu dengan waktu. Meski performanya masih memukau semua pihak, cepat atau lambat akan tiba saatnya pembalap Movistar Yamaha itu pensiun dari kariernya sebagai pembalap.

Perjuangannya selama tiga musim terakhir tak mampu menuai hasil yang diinginkan. Rossi hanya bisa menyandang status sebagai runner-up MotoGP 2014, 2015, dan 2016. Alex Hofmann, mantan pembalap MotoGP, berharap Rossi bisa mewujudkan ambisinya pada MotoGP 2017.

"Saya menempatkan (Maverick) Vinales di nomor pertama, (Jorge) Lorenzo kedua, dan (Marc) Marquez ketiga. Namun, Rossi adalah favorit bagi saya secara emosional. Dan saya berharap dari hati ia memenangkan gelar ke-10," tutur Hofmann seperti dikutip Tuttomotoriweb.

Sayangnya, dalam tes pramusim terakhir yang digulir di Sirkuit Phillip Island, Australia, 15-17 Februari 2017, Rossi tak mendapat hasil yang memuaskan. Secara keseluruhan, catatan waktu Rossi tertinggal jauh dari Vinales dan Marquez.

2 dari 2 halaman

Ancaman Marquez

Itu yang membuat Hofmann menempatkan Vinales di urutan teratas dalam daftar kandidat juara. Namun, ia juga tak menampik bahwa sosok yang akan menjadi incaran semua pembalap untuk dikalahkan adalah Marquez.

Marc Marquez masih dianggap sebagai kandidat terkuat juara MotoGP 2017. (AFP/Manan Vatsyayana)

Statusnya sebagai juara bertahan dan catatan waktu positif yang didapat dalam setiap tes pramusim menjadi alasannya. Hal itu memperlihatkan bahwa pembalap Repsol Honda itu akan menjadi kandidat utama juara dunia musim 2017.

"Ini akan menjadi semua pembalap melawan Marquez. Marc memiliki musuh baru, yakni Vinales. Tapi juga ada Rossi dan Lorenzo. Skenario pada 2017 jauh lebih baik dari 2016. Persaingan akan lebih intens," jelas Hofmann.

Video Terkini