Sukses

Sepenggal Kisah Unik Lee Yong Dae di Superliga Badminton

Lee Yong Dae tidak bisa berbahasa Inggris sehingga manajer harus mencari cara lain untuk memperlancar komunikasi.

Liputan6.com, Surabaya- Bahasa tubuh menjadi solusi bagi tim pelatih Musica Champions untuk memberikan instruksi kepada Lee Yong Dae di Superliga Badminton.

Ada cerita menarik dari final Djarum Superliga Badminton 2017 di DBL Arena, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (26/2/201) siang WIB. Cerita itu melibatkan Lee Yong Dae dengan Manajer Tim Musica Champions Effendy Wijaya. 

Effendy yang mendampingi Lee Yong Dae dan Kim Sa Rang di pinggir lapangan terus memberi instruksi sepanjang laga keempat final Superliga Badminton. Yang menarik, instruksi tersebut diberikan lewat cara bahasa tubuh, terutama kepada Yong Dae. Ini disebabkan pebulu tangkis asal Korea itu tidak bisa bahasa Inggris.

Effendy selalu menggerak-gerakkan tangannya kepada Yong Dae dalam memberikan instruksi. "Sebelumnya kita sudah training karena Yong Dae datang lebih awal. Jadi bahasa tubuh kita sudah lancar," kata Effendy sambil tertawa dalam acara jumpa pers.

Effendy mengatakan dia meminta Yong Dae bermain di depan untuk mencegat pengembalian bola hasil dari smes Kim. "Karena Kim tenaganya lebih kuat, sehingga main di belakang. Sedangkan Yong Dae mainnya cepat dan netting-nya bagus," paparnya.

Bahasa tubuh yang diberikan Effendy ternyata sangat dimengerti Yong Dae. Pasangan ini membuat Musica dapat menyamakan skor menjadi 2-2 sehingga laga ditentukan lewat partai kelima.

Anthony Sinisuka Ginting yang turun di partai kelima akhirnya membawa Musica juara Superliga Badminton. Anthony menang dua game langsung atas Shesar Hiren Rhustavito pada laga penentuan.