Sukses

Crosser Asing Antusias Ikut Kejuaraan Dunia MXGP 2017

Panitia sampai harus menolak permintaan crosser asing untuk jadi peserta karena mengutamakan crosser Indonesia di MXGP 2017.

Liputan6.com, Jakarta - Crosser (pembalap motokros) asal luar negeri cukup antusias mengikuti kejuaraan dunia motokros MXGP 2017 di Pangkal Pinang, 4-5 Maret 2017. MXGP di Pangkal Pinang merupakan seri kedua dari beberapa seri kejuaraan dunia yang bakal diselenggarakan tahun ini.

Peserta dari luar negeri sangat antusias ikut MXGP. Sedangkan untuk crosser lokal, ajang ini dijadikan ajang untuk unjuk kemampuan.

“Ketika saya berada di seri satu MXGP 2017 Doha, Timur tengah, saya sempat berkomunikasi dengan pembalap luar. Beberapa dari mereka ingin liburan dulu ke Bali, mereka sangat exicited datang ke Indonesia dan sangat rindu dengan kawasan Asia Tenggara,” ujar Ketua IMI, Sadikin Aksa.

Sadikin juga memaparkan bila Website resmi www.Indomxgp.com sudah dikunjungi lebih dari 1,8 juta pengunjung. Ini menandakan bila pembalap luar sangat penasaran dengan kejuaran MXGP yang diselenggarakan di Indonesia.

Para peserta kejuaran MXGP 2017 juga berharap, bila kejuaraan yang akan berlangsung di Indonesia ini tidak bernasib sama seperti Thailand yang hanya berlangsung satu tahun. Mereka berharap kejuaraan ini bisa berlanjut tiga tahun sesuai dengan kontrak yang ditanda tangani.

"Dan untuk masalah surat-menyurat izin dari Federasi Internasional sudah keluar, lapangan dari kami sudah siap dan regulasi ini bisa terpenuhi," ujar Sadikin.

2 dari 2 halaman

Crosser Indonesia Diutamakan

Di tempat terpisah, Judiarto selaku pihak Lightning Production Organizer memaparkan bila mereka lebih mengutamakan pembalap Indonesia untuk bisa masuk kedalam list peserta mereka. Tapi ada list pembalap Indonesia yang harus di ‘coret’ dikarenakan tidak siap dengan kejuaraan MXGP yang akan berlangsung.

“Sampe-sampe pembalap Australia nangsi-nangis ke saya untuk bisa ikut, untuk dimasukkan ke listnya dan saya sengaja tolak, untuk lebih mengutamakan pembalap kita dari Indonesia, tetapi walaupun juara seperti  apapun juga kalau mentalitas dan kelakuan tidak sesuai dengan mentalitas pembalap, ya perlu pertimbangan lagi untuk menjadi skuat nasional,” katanya. (Haritz A)