Liputan6.com, Bandung - Pelatih Persib Bandung Djadjang Nurdjaman menyatakan dirinya bertanggung jawab atas kegagalan timnya lolos ke final Piala Presiden 2017. Maung Bandung tersingkir usai kalah adu penalti dari Pusamania Borneo FC (PBFC) pada leg kedua semifinal.
Baca Juga
Advertisement
Didukung puluhan ribu bobotoh di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Bandung, Minggu (5/3/2017), Persib unggul lebih dulu di menit -30 melalui sundulan Shohei Matsunaga. PBFC bisa menyamakan skor di menit 53 lewat Dirkir Kohn Glay.
Atep menghidupkan peluang Persib usai mencetak gol pada menit ke-72. Sayang, skor 2-1 buat Persib bertahan hingga babak kedua usai dan tambahan waktu 2x15 menit.
Laga kemudian diselesaikan lewat adu penalti. Persib akhirnya kalah adu penalti 3-5 setelah tendangan Kim Jeffrey Kurniawan melenceng.
"Saya sebagai pelatih minta maaf. Kekalahan kami dari Pusamania Borneo FF lewat adu penalti adalah tanggung jawab saya, karena saya yang menentukan susunan penendang dalam adu penalti," kata pelatih yang akrab disapa Djanur itu.
"Feeling saya kali ini sedang tidak bagus. Secara permainan, kami sebenarnya unggul. Tim lawan hanya memiliki satu peluang dari sepak pojok, namun peluang itu sukses mereka maksimalkan dan membuat kami kalah meskipun di akhir 90 menit kami unggul 2-1."
Apresiasi Bobotoh
Tak lupa, Djanur mengapresiasi dukungan yang diberikan bobotoh pada laga ini. "Saya memohon maaf kepada Bobotoh yang sudah mendukung kami dengan luar biasa. Soal laga perebutan peringkat tiga, tentu kami akan maksimalkan dan berusaha sebaik mungkin untuk merebutnya," ujarnya.
Tersingkir di semifinal, Persib gagal mengulangi prestasinya di 2015. Saat itu, Atep cs menjadi juara Piala Presiden setelah di final mengalahkan Sriwijaya FC 2-0.
Â
Advertisement