Sukses

Takut Bernasib Seperti Ranieri, Prandelli Tolak Leicester

Leicester memecat Ranieri. Hal ini cukup mengejutkan karena musim lalu Ranieri sukses membawa The Foxes juara Liga Inggris.

Liputan6.com, Leicester - Mantan Pelatih Tim Nasional Italia Cesare Prandelli mengaku menolak tawaran dari Leicester City. Ia takut bernasib seperti Claudio Ranieri.

Leicester beberapa pekan lalu memecat Ranieri. Hal ini cukup mengejutkan karena musim lalu Ranieri sukses membawa The Foxes juara.

Leicester kemudian menawarkan posisi Ranieri kepada Prandelli. Namun, pria yang sempat melatih Fiorentina itu menolak tawaran The Foxes.

"Pelatih baru harus mempelajari situasinya. Dalam dua atau tiga bulan, apa yang bisa terjadi. Tanpa sadar, tim kurang bekerja dan memberi dari yang seharusnya. Itulah mengapa penting bagi klub dan direksi untuk tidak meninggalkan semua tanggung jawab di pundak pelatih, jika hal ini terjadi," kata Prandelli kepada SFR Sport.

"Ada pendekatan dari Leicester, tapi saya langsung mengatakan 'Tidak'. Anda tidak pergi ke tempat seperti itu setelah melihat bagaimana Ranieri diperlakukan. Anda tidak bisa pergi ke sana."

Leicester memang terpuruk musim ini. Namun, menurut Prandelli, itu bukan berarti Ranieri harus dipecat.

"Manajemen sepak bola adalah pekerjaan yang sangat sulit, tapi indah. Dalam beberapa tahun terakhir ada perubahan besar dalam cara pelatih dan pemain berurusan satu sama lain. Sebagai contoh, Ranieri mencapai sesuatu yang luar biasa dan tidak bisa diulang. Seorang pelatih yang memenangkan gelar bersejarah dan kemudian dibuang setelah beberapa bulan."

"Ketika tanggung jawab semua di pundak satu orang, dia tidak bisa menahannya. Jika tanggung jawab dipikul bersama dengan klub, direktur dan pemain, maka itu menjadi jauh lebih sederhana."

"Seorang pelatih hanya perlu menjadi pelatih. Ketika dia diminta untuk melakukan pekerjaan lain, ini menjadi rumit," Prandelli menambahkan.

Sejak ditinggal Ranieri, Leicester kini dilatih Craig Shakespeare yang berstatus caretaker. Shakespeare menjalankan pekerjaannya dengan cukup baik. Ia mengantar Leicester ke perempat final Liga Champions dan menjauhi zona degradasi.