Liputan6.com, Leicester - Striker Leicester City Jamie Vardy merasakan dampak pemecatan Claudio Ranieri. Dianggap sebagai salah satu sosok yang 'mendorong' Ranieri keluar, pemain Timnas Inggris tersebut menerima ancaman mati.
"Saya mencoba tidak menanggapi dan melanjutkan hidup. Tapi semua kurang menyenangkan ketika mereka menyerang keluarga," kata Vardy.
Advertisement
Baca Juga
"Teror sudah melewati batas. Ketika istri saya mengemudi dan anak-anak duduk di belakang, ada yang mengancam dengan memotong kendaraan mereka. Ini terjadi beberapa kali. Sungguh menakutkan!" sambungnya, dilansir Guardian.
Vardy disebut sebagai salah otak di balik pemberontakan pemain Leicester City, yang berujung pada pemecatan Ranieri. Pemain berusia 30 tahun itu sudah membantah spekulasi ini dan mengaku tidak memainkan peran apapun.
Tanpa Ranieri, Leicester City meraih tiga kemenangan beruntun untuk meninggalkan zona degradasi di Liga Inggris. Riyad Mahrez dan kawan-kawan juga lolos ke 8 besar Liga Champions.
"Semua tuduhan itu menyakitkan. Padahal tidak benar. Saya tidak memiliki masalah dengan Ranieri. Kami semua berterima kasih atas apa yang dia lakukan untuk Leicester City musim lalu," pungkasnya.