Liputan6.com, Jakarta Klub-klub kaya biasanya memiliki kecenderungan untuk merekrut pemain-pemain top. Harga mahal tak menjadi masalah. Yang penting, pemain yang bersangkutan bisa diboyong dan klub tersebut bisa menyenangkan para fans.Â
Baca Juga
Namun, tak semua pemain top bisa tetap bersinar setelah pindah klub. Inter Milan termasuk salah satu klub tempat dimana banyak pemain top gagal menunjukkan tajinya. Celakanya, setelah hengkang, pemain tersebut justru bersinar.
Advertisement
Contoh teranyar adalah Stevan Jovetic. Mantan bintang Fiorentina itu gagal bersinar bersama I Nerazzuri setelah dipermanenkan dari Manchester City. Begitu dia pindah ke Sevilla pada bursa musim dingin lalu, ia langsung menghentak. Salah satu aksinya adalah mematahkan rekor tak terkalahkan Real Madrid di La Liga pada 15 Januari lalu. Golnya di menit-menit akhir mengantarkan Sevilla menang 2-1.
Sebelum Jovetic, terdapat sejumlah pemain yang bersinar setelah meninggalkan Inter Milan. Siapa-siapa saja mereka? Berikut empat di antaranya.
Â
1. Andrea Pirlo
1. Andrea Pirlo
Satu nama besar yang pernah gagal bersinar di Inter Milan adalah Andrea Pirlo. Siapa sangka, pemain yang sukses membawa AC Milan dan Juventus memenangkan sejumlah trofi itu tak mampu berkontribusi banyak bagi Inter.
Pirlo dibeli Inter dari Brescia pada Juli 1998, dan diikat kontrak selama empat tahun. Namun, ia hanya setahun merasakan bermain untuk Inter Milan. Selebihnya ia dipinjamkan ke klub lain, di antaranya Reggina dan Brescia.
Lalu, musim panas 2001, ia dibeli oleh AC Milan. Dari situlah awal kejayaan Pirlo. Ia membela I Rossoneri selama 10 tahun, dan turut merasakan dua kali menjuarai Liga Champions.
Pindah ke Juventus secara gratis pada tahun 2011, kemampuan Pirlo ternyata belum habis. Mantan pemain Timnas Italia itu menjadi pengatur irama permainan Si Nyonya Tua di lini tengah. Tendangan bebas mematikannya yang makin lama makin matang merupakan suatu keuntungan tersendiri bagi Juventus.
Empat tahun sukses bersama Juventus, pemain yang berjasa membawa Italia juara Piala Dunia 2006 itu kini menghabiskan masa senjanya di MLS bersama New York City.
Â
Advertisement
2. Clarence Seedorf
2. Clarence Seedorf
Berikutnya Clarence Seedorf. Bisa dibilang, Seedorf mirip dengan Pirlo: hanya bermain sebentar di Inter, lalu sukses di AC Milan. Ya, Pirlo dibeli oleh Inter dari Real Madrid pada tahun 2000, dengan harga yang tidak murah saat itu, yakni 24,5 juta euro. Namun, ia hanya bertahan dua tahun, sebelum diambil oleh Milan pada tahun 2002.
Seedorf pun menjadi salah satu pemain kunci Milan selama sepuluh tahun. Ia turut berperan dalam mengantarkan Milan menjuarai Liga Champions (2003 dan 2007) dan sejumlah gelar domestik.
Sepuluh tahun bersama Milan, Seedorf menghabiskan sisa kariernya bersama klub Brasil, Botafogo sebelum akhirnya gantung sepatu pada tahun 2014. Selepas pensiun, mantan pemain internasional Belanda itu sempat merasakan kursi kepelatihan Milan sejenak, namun ia gagal.
Â
3. Philippe Coutinho
3. Philippe Coutinho
Dari sekian banyak pemain yang meninggalkan Inter, Philippe Coutinho adalah yang masih bersinar hingga saat ini.
Ya, Coutinho sempat menjadi milik Inter Milan selama tiga musim sejak tahun 2010. Ia dibeli dari Vasco da Gama seharga 3,8 juta euro. Ia kemudian dijual ke Liverpool pada Januari 2013 seharga 13 juta euro, harga yang terbilang murah jika ditilik dari performanya bersama The Reds.
Tiga musim bersama Liverpool, Coutinho membuktikan bahwa ia bukan pemain kacangan. Gelandang Timnas Brasil itu sering menciptakan gol-gol spektakuler dari jarak jauh. Harganya di pasar transfer pun meroket. Klub-klub besar seperti Barcelona, Atletico Madrid, dan Bayern Munich tertarik untuk merekrutnya.
Bahkan, Direktur Olahraga Inter Milan, Piero Ausilio mengungkapkan, melepas Philippe Coutinho ke Liverpool adalah penyesalan terbesar yang pernah dialaminya selama kariernya.
Â
Advertisement
4. Robbie Keane
4. Robbie Keane
Mirip dengan Coutinho, Robbie Keane muda juga pernah merumput bersama Inter Milan. Ia dibeli Inter dari Coventry City seharga 19,5 juta euro pada musim panas tahun 2000. Namun, hanya enam bulan dia merasakan rumput Giuseppe Meazza. Pada bulan ketujuh, ia dipinjamkan ke Leeds United, yang kemudian mempermanenkannya setahun kemudian.
Di Leeds, mantan kapten Timnas Irlandia itu tumbuh dan bersinar. Bersama Rio Ferdinand, ia bahkan mampu membawa Leeds mencapai babak semi final Liga Champions tahun 2001.
Performa gemilangnya bersama Leeds membuat Tottenham Hotspurs kepincut. Ia kemudian diboyong ke White Hart Lane pada tahun 2002.
Bisa dibilang, Keane identik dengan Spurs. Sebab, dua kali ia bergabung dengan klub asal Kota London tersebut. Periode pertama berlangsung tahun 2002-2008, dan yang kedua tahun 2009. Di sela-sela itu, ia pernah membela Liverpool, Celtic, dan West Ham.
Sejak 2012, Keane bermain di MLS bersama LA Galaxy. Namun sejak Januari lalu, kontraknya telah habis, tapi ia belum juga pensiun.
(Abul Muamar)