Liputan6.com, Jakarta - Setiap tahun sepak bola banyak melahirkan bakat muda bertalenta. Ada yang gagal, ada juga yang berhasil.
Baca Juga
Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi misalnya. Keduanya sejak muda digadang-gadang akan jadi pemain terbaik dunia. Ramalan tersebut tak meleset.
Ronaldo empat kali jadi pemain terbaik dunia, sementara Messi lima kali. Namun, tak semua ramalan tentang wonderkid jadi kenyataan. Ada beberapa yang meleset.
Denilson contohnya. Di usia muda, pemain asal Brasil itu sukses jadi juara Piala Dunia dan pemain termahal dunia.
Advertisement
Namun, kariernya berantakan di Real Betis. Denilson kemudian pindah ke beberapa klub kecil di Arab Saudi, Amerika Serikat, Vietnam dan Yunani.
Selain Denilson, masih ada beberapa pemain muda lain yang gagal mencapai potensi terbaiknya. Siapa saja mereka? Berikut daftarnya:
Adriano
Adriano berusia 17 tahun ketika menembus tim utama Flamengo pada Februari 2000. Penampilan gemilangnya membuat Inter Milan tertarik dan membelinya setahun kemudian seharga 7 juta euro.
Setelah tampil gemilang selama masa pinjaman di Fiorentina dan Parma, Adriano sepertinya akan jadi penerus Ronaldo Luiz di Inter dan timnas Brasil.
Namun, kariernya malah berantakan karena alkohol.
Advertisement
Antonio Cassano
"Salahku sendiri karierku tidak berkembang. Aku bahkan tidak mencapai 50 persen dari apa yang bisa aku capai," kata Cassano pada 2013. Nama Cassano melejit setelah ia mencetak gol kemenangan Bari atas Inter Milan.
Cassano kemudian pindah ke klub besar seperti AS Roma dan Real Madrid. Namun, ia tak pernah mencapai potensi terbaiknya.
Cassano malah sibuk gonta-ganti pasangan di usai emasnya.
Bojan Krkic
Bojan seperti ditakdirkan jadi pemain hebat ketika menggusur Lionel Messi sebagai pemain termuda yang pernah membela Barcelona di La Liga. Di usia 17 tahun, ia juga sanggup mencetak 10 gol di La Liga musim 2007-2008.
Namun, setelah itu karier Bojan macet. Ia juga kerap berpindah klub seperti AS Roma, AC Milan, Ajax Amsterdam dan Stoke City.
Pemain yang dulu dijuluki "harta karun" oleh Frank Rijkaard itu juga tak pernah mencetak dua digit gol lagi seperti musim pertamanya di Camp Nou.
Advertisement
Alexandre Pato
Di usia 19 tahun, Pato yang memiliki julukan "Si Bebek" telah jadi bomber utama AC Milan dan mengoleksi tiga caps bersama timnas Brasil. Kini di usia 27 tahun, Pato malah bermain di Tiongkok.
Faktor cedera jadi penghambat karier Pato. Kecepatan yang dulu jadi andalannya telah lenyap. Selain itu, kekuatan mental Pato juga dipertanyakan.
Javier Saviola
Ketika gabung Barcelona pada 1999, Saviola yang saat itu baru berusia 19 tahun disebut-sebut sebagai Maradona baru. Sebelum pindah ke Camp Nou, ia juga sukses memberikan dua gelar untuk River Plate.
Saviola juga terpilih menjadi Pemain Terbaik Amerika Selatan. Awalnya, karier Saviola di Barcelona cukup gemilang. Namun kedatangan Frank Rijkaard mengubah situasinya di Camp Nou.
Saviola selalu memiliki penyesalan soal kariernya di Barcelona. "Melihat ke belakang, aku berharap bisa main lebih banyak," kata Saviola soal kariernya di La Liga.
Advertisement