Sukses

4 Pemain Serie A yang Ayahnya Seorang Pelatih

4 pemain ini punya ayah seorang pelatih handal, siapa saja mereka?

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa pemain di seri A ternyata punya darah bermain bola dari sang ayah. Seperti pepatah mengatakan buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Itulah yang terjadi dengan pemain seri A yang punya darah sepak bola dari sang ayah.

Di Italia banyak yang seperti itu. Sebut saja keluarga Maldini, yang turun-temurun menjadi pesepakbola dari zaman Cesare Maldini, hingga kini cucunya, Christian Maldini (anak dari Paolo Maldini).

Pesepakbola yang ayahnya merupakan mantan pemain memang banyak. Namun tidak demikian halnya mereka yang orangtuanya menjadi pelatih. Sebab, tak semua pemain ketika pensiun menjadi pelatih. Ada yang hanya menjadi pengurus klub, ada yang membuka bisnis, dan sebagainya.

Liputan6.com merangkum empat pemain di Serie A yang ayahnya merupakan mantan pemain dan kini menjadi pelatih. Berikut daftarnya:

1. Giovanni Simeone

Satu nama yang mungkin sudah diketahui oleh banyak khalayak sepakbola adalah Giovanni Simeone. Ya, bintang milik Genoa ini adalah putra dari pelatih Atletico Madrid, Diego Simeone.

Berbeda dari sang ayah, yang dulu bermain sebagai gelandang bertahan, Giovanni merupakan seorang penyerang. Namun ia bukan penyerang sembarangan. Pemain 21 tahun ini telah membuktikan ketajamannya musim ini bersama Genoa.

Baru tiba di Serie A musim panas lalu, setelah direkrut dari River Plate, Simeone junior telah mengemas 11 gol dan dua assist dalam 28 laga.

Belakangan, Giovanni diisukan akan berkumpul dengan sang ayah di Atletico Madrid. Namun, hal itu segera ditepis oleh Diego Simeone.

2. Federico Di Francesco

Dari namanya, barangkali memang sudah bisa ditebak. Benar, Federico Di Francesco (22 tahun) adalah anak dari pelatih Sassuolo, Eusebio Di Francesco (47 tahun). Sang ayah dulu bermain sebagai gelandang sayap kiri dan pernah membela AS Roma pada tahun 1997-2001.

Berbeda dari ayahnya, Federico Di Francesco bermain sebagai sayap kanan. Saat ini ia membela Bologna dan sudah menyumbang 3 gol dan 2 assist dalam 21 laga. Namanya pun mulai ditandai sebagai generasi penerus di Timnas Italia.

Mengenyam pendidikan di akademi sepakbola Pescara, Di Francesco junior pernah juga membela Parma, Cremonese, Gubbio, dan Virtus Lanciano.

3. Federico Chiesa

Berikutnya adalah Federico Chiesa (19 tahun). Bintang muda Fiorentina ini merupakan putra dari mantan penyerang Parma dan Fiorentina di era 1990-an, Enrico Chiesa.

Memang, Enrico Chiesa bukanlah pelatih hebat layaknya Diego Simeone atau Di Francesco. Ia hanya pernah melatih tim kecil, Figline, dan tim junior Sampdoria, dan sekarang sedang menganggur.

Chiesa senior dulu bermain sebagai penyerang, kini anaknya bermain di posisi sayap kanan. Perjalanan sang anak pun masih panjang untuk dapat menyamai sang ayah, yang mencatat 450 penampilan khusus di Serie A.

Meski demikian, jalan itu terbuka lebar bagi Chiesa junior. Musim ini ia dipercaya sebagai salah satu andalan La Viola. Ia pun membuktikan bahwa ia mampu, dengan mencetak 4 gol dan menyuplai 4 assist dalam 29 penampilan.

4. Ianis Hagi

Dan satu lagi adalah Ianis Hagi. Gelandang muda Fiorentina ini merupakan anak dari Gheorghe Hagi, pelatih klub Romania, FC Viitorul.

Ya, kepelatihan Gheorghe Hagi memang tak secermelang masa-masa ketika ia masih menjadi pemain. Dua, Hagi senior termasuk salah satu penyerang yang disegani di Eropa. Ia tipe penyerang yang memiliki kemampuan menggocek bola di atas rata-rata. Ia pernah membela Steaua, Real Madrid, Barcelona dan Galatasaray.

Kini, keberlanjutan nama besar keluarga Hagi ada di pundak Ianis Hagi. Bermain sebagai gelandang serang, anak muda berusia 18 tahun ini tampil cukup meyakinkan musim ini, walau hanya sebagai pemain cadangan. Dalam 14 penampilannya sebagai pemain pengganti, ia berhasil mencetak 5 gol dan 3 assist. (Abul Muamar)